Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mubarak : Kini Saat Tepat Perundingan Arab-Israel

Kompas.com - 19/06/2009, 13:54 WIB

KAIRO, KOMPAS.com — Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama menegaskan kembali bahwa kepemimpinan AS di Timur Tengah memberikan kesempatan yang jarang untuk mengupayakan perdamaian antara Israel dan Palestina.

Demikian diungkapkan Presiden Mesir Hosni Mubarak dalam tajuk di surat kabar The Wall Street Journal, Jumat (19/6). Mubarak mengatakan Obama bersedia untuk membimbing ke arah pencapaian perdamaian di Arab.

"Suatu penyelesaian bersejarah kini dalam upaya untuk diwujudkan, yang satu akan memberikan negara kepada rakyat Palestina, serta kebebasan dari pendudukan, sedangkan Israel mendapatkan pengakuan dan keamanan untuk hidup dalam damai," tulis Mubarak.

"Mesir bersikap siap untuk menjemput kesempatan ini, dan saya yakin bahwa dunia Arab akan melakukan hal yang sama," katanya.

Pemerintahan Bush menunggu sampai tahun terakhir dalam jabatannya untuk melakukan upaya perdamaian Israel-Palestina, dan mendapat kecaman oleh banyak negara Arab karena berbuat terlalu sedikit dan juga lambat.

Utusan Timur Tengah Obama, George Mitchell, telah bertolak empat kali ke kawasan Timur Tengah dalam tahun ini, dalam rangka menghidupkan kembali perundingan-perundingan perdamaian Israel-Palestina. Perundingan-perundingan tersebut terhenti setelah serangan Israel terhadap Gaza yang dikuasai Hamas pada Desember lalu.

Pada awal pekan ini, Mitchell dengan optimistis mempersiapkan perundingan-perundingan yang diharapkan berkembang sepenuhnya dalam waktu dekat, meskipun menghadapi hambatan sengketa berkaitan perluasan permukiman Israel di Tepi Barat, yang mereka duduki sejak perang Arab-Israel pada tahun 1967.

"Israel tak henti-hentinya melakukan perluasan permukiman, yang merusak serius prospek-prospek solusi dua negara, bersama dengan penutupan Gaza," kata Mubarak, yang merujuk pada pemblokadean Israel terhadap Gaza yang dikuasai oleh kelompok Hamas.

Mesir telah berusaha untuk memprakarsai kesepakatan bagi-kekuasaan antara Pemerintah Palestina yang dipimpin Fatah dan Hamas. Mubarak mengatakan bahwa rakyat Palestina harus bisa mengatasi perbedaan-perbedaan mereka sendiri untuk mencapai aspirasi mereka dalam membentuk negara.

Dia mengatakan, jika Israel melakukan ’langkah-langkah serius’ ke arah perdamaian dengan Palestina, dunia Arab akan melakukan hal yang sama. "Prioritas hendaknya memecahkan dulu perbatasan-perbatasan permanen dari suatu kedaulatan dan wilayah negara Palestina, berdasarkan sebelum perang 1976. Ini akan membuka kunci banyak persoalan status permanen lain, termasuk permukiman, keamanan, air, dan Jerusalem," kata Mubarak.

Mubarak memuji pidato Obama di Kairo pada awal bulan ini dan mengatakan bahwa hal itu merupakan titik balik dalam hubungan-hubungan AS dengan dunia Muslim. Namun, dia juga menegaskan bahwa hal itu hendaknya ditindaklanjuti dengan langkah-langkah maju ke depan.

Obama dikecam oleh beberapa kelompok hak asasi manusia (HAM) karena memilih Kairo sebagai tempat penyampaian pidatonya karena penegakan HAM di Mesir dianggap buruk. Mubarak mengatakan, Mesir telah melaksanakan reformasi-reformasi, tetapi memang masih banyak yang harus dilakukan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com