Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KM Lawit Kandas, Puluhan Kapal Tertahan

Kompas.com - 25/04/2009, 08:24 WIB

PONTIANAK, KOMPAS.com- Sampai dengan Sabtu (25/4) pagi ini, puluhan kapal motor, baik angkutan barang maupun  penumpang tertahan, tidak bisa keluar dan masuk Pelabuhan Pontianak karena kandasnya Kapal Motor Lawit sejak Rabu (22/4) di Muara Jungkat, Kabupaten Pontianak.

Puluhan kapal itu terjebak di sekitar lampu 34 alur muara Jungkat, atau sekitar 13 mil dari Pelabuhan Dwikora Pontianak.

Kepala Sub Pos Polisi Perairan Jungkat Aiptu Mengga menyatakan,  KM Lawit kandas bukan karena kesalahan teknis maupun kelalaian manusia, tetapi memang kondisi air pada saat itu sedang surut, sehingga kedalaman air sangat dangkal.

"Ketinggian air saat ini hanya 280 sentimeter, padahal idealnya untuk kapal sejenis itu paling tidak kedalaman air minimal 600 centimeter," katanya.

Mengga menambahkan, dari informasi yang ia dapat ada satu penumpang dari 441 penumpang di KM Lawit yang akan dievakuasi karena sakit, sementara penumpang lainnya tetap bertahan. Sedianya kapal itu akan membawa penumpang menuju Pelabuhan Surabaya, dan diperkirakan tiba di sana Jumat kemarin.

Dari pantauan di lapangan, puluhan kapal penumpang tertahan baik yang ingin keluar maupun masuk ke Pelabuhan Dwikora Pontianak. Satu-satunya alur yang cukup dalam, dihalangi oleh KM Lawit yang kandas sejak dua hari lalu.

Beberapa kapal yang tertahan di sepanjang Sungai Kapuas, yaitu KM Mabuhai Nusantara dari Pontianak tujuan Jakarta, KM Samudera Indah, KM Lila Pontianak, dan beberapa kapal pengangkut sembako.

Mengga menjelaskan, kasus kandasnya KM Lawit di sekitar muara Jungkat tidak hanya dialami KM Lawit. "Hampir setiap hari ada kapal kandas di sekitar muara itu," katanya.

Kapten Kapal Lawit, Slamet, mengatakan, kandasnya kapal tersebut diakibatkan air laut yang sedang surut, serta adanya kapal lain yang juga kandas di alur itu. Sebuah kapal lain, yang membawa sembako juga dalam keadaan kandas di sisi lain Muara Jungkat.

"Kalau kami paksakan dan melewati alur itu, dikhawatirkan ikut kandas, ternyata setelah dipilih alur lain kami juga ikut kandas," katanya.

Ia mengatakan, akibat kejadian itu Pelni mengalami kerugian sekitar Rp 30 juta perhari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com