Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paskah, Pengorbanan untuk Kesatuan

Kompas.com - 11/04/2009, 08:03 WIB

KOMPAS.com - Ada sinyalemen, elite politik kita jatuh pada pragmatisme sesaat, yaitu mendapatkan kekuasaan. Mereka tidak menunjukkan kemampuan memimpin dengan menjelaskan visi-misi. Bahkan, muncul kecenderungan adanya keterpecahan antarpartai politik seperti di Aceh: Partai Aceh dan Partai Suara Independen Rakyat Aceh.

Banyak anggota DPR/DPRD lebih mengedepankan kepentingan pribadi dan kelompok daripada kepentingan umum. Bisa muncul konflik yang mengancam kesatuan bangsa. Hal ini merupakan tantangan berat bagi kehidupan berdemokrasi. Bisakah kita menghidupi demokrasi yang dilandasi semangat pengorbanan untuk memupuk keutuhan dan kesatuan bangsa?

Kilas balik Paskah
Paskah adalah perayaan Kebangkitan Kristus, kronologinya didahului Jumat Agung, peringatan wafat-Nya. Kematian mendahului kebangkitan, sekaligus menjadi alasannya. Timbul pertanyaan, apa alasan Yesus dihukum mati disalib? Adakah unsur politik atau hanya alasan keagamaan? Pengorbanan dan kematian Yesus dimaksudkan agar kesatuan dan keutuhan kemanusiaan dipulihkan.

Semula, saat umat Israel berada di Mesir, perayaan Paskah ditandai penyembelihan dan pengorbanan anak domba. Darahnya dioleskan pada jenang pintu setiap rumah agar terbebas dari kematian anak sulung. Pesta Paskah juga menyatukan anggota keluarga dalam menyantap daging anak domba. Sepanjang perjalanan kembali ke Israel, perayaan Paskah berperan membentuk suku-suku menjadi suatu bangsa.

Dalam perkembangannya, Paskah melambangkan Yesus yang mengorbankan Diri sebagai Anak Domba Paskah, guna menebus manusia dari perbudakan dosa dan kematian. Yesus mengorbankan Diri untuk merajut kembali hubungan manusia dengan Allah yang rusak dan menyebabkan kematian. Dosa juga menjadikan komunikasi antarsesama terganggu, terpecah, bahkan tak lagi bisa saling berkomunikasi. Kenyataan itu dilambangkan dengan kisah pembangunan Menara Babel (Kej 11:1-9). Dalam karya penebusan Kristus, hukum dan bahasa kasih menjadi pemersatu manusia seperti dilambangkan peristiwa Pentakosta, hari ke-50 sesudah Paskah (Kis 2:1-13).

Wafat Yesus sebagai pengorbanan Diri memunculkan perdebatan. Tulisan pada salib-Nya, ”Raja orang Yahudi” (Mrk 15:26) jelas bernuansa sosial-politik. Pemerintah Romawi rupanya melihat gerakan Yesus bisa mengarah pada rongrongan kekuasaan. Sebutan ”Mesias” (”Yang Diurapi”, Mat 26:63) bernuansa politik maupun keagamaan. Namun, indikasi paling jelas adalah bahwa Yesus menjadi korban kebencian dan permusuhan para pemimpin agama: kaum farisi, imam-imam kepala, dan ahli Taurat. Kehadiran Yesus dinilai membahayakan kedudukan para penguasa agama. Bahkan Yesus pernah mengampuni pendosa—yang merupakan upaya menyatukan kembali manusia dengan Allah dan sesamanya—dinilai sebagai penghujatan yang tak dapat ditolerir oleh pemimpin agama, karena kuasa mengampuni hanya dimiliki Allah.

Kehidupan bersama

Melalui salib, makna Paskah ditemukan. Paskah merupakan puncak semua pesta iman karena kebangkitan Kristus yang dirayakan pada malam Paskah menjadi dasar iman akan adanya hidup baru sesudah kematian. Telur Paskah melambangkan kehidupan baru itu. Melalui kematian dan kebangkitan Yesus, tujuan akhir hidup manusia diubah dari kematian menjadi hidup baru yang tak terkalahkan.

Situasi sosial politik kita diwarnai sikap kebanyakan elite politik dan tokoh pemerintah yang berfalsafah do ut des, aku memberi, agar Anda memberi (jika mungkin lebih banyak). Maka, dipertanyakan adakah self-giving attitude, sikap pemberian diri, pengorbanan untuk kehidupan bersama, di kalangan elite politik dan tokoh pemerintahan kita? Sikap do ut des bisa mengarah kepada politik dagang sapi, sikap koruptif, dan disintegratif.

Menjelang pemilu legislatif, Presiden mengakui adanya ancaman keamanan (disampaikan seusai rapat kabinet terbatas 7 April 2009). Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso menjelaskan, ancaman keamanan itu diperoleh dari berbagai informasi, yang ditindaklanjuti dan diantisipasi. Memang, jika penghayatan sikap mau berkorban bagi kehidupan bersama itu kurang atau tidak ada, perpecahan dan ancaman keamanan akan kian nyata, dan taruhannya adalah kesatuan dan keutuhan bangsa.

Semoga semangat Paskah memberikan dorongan kepada seluruh bangsa untuk mewujudnyatakan sikap pengorbanan demi kesatuan dan keutuhan hidup berbangsa kita.

Mgr AM Sutrisnaatmaka MSF, Sekjen KWI, Uskup Palangkaraya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Pemerintahan Baru dan Tantangan Transformasi Intelijen Negara

Nasional
Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, 'Push Up'

Tegur Pemohon Telat Datang Sidang, Hakim Saldi: Kalau Terlambat Terus, "Push Up"

Nasional
KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

KPK Sebut Keluarga SYL Sangat Mungkin Jadi Tersangka TPPU Pasif

Nasional
Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Timnas Kalah Lawan Irak, Jokowi: Capaian hingga Semifinal Layak Diapresiasi

Nasional
Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Kunker ke Sumba Timur, Mensos Risma Serahkan Bansos untuk ODGJ hingga Penyandang Disabilitas

Nasional
KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

KPK Kembali Panggil Gus Muhdlor sebagai Tersangka Hari Ini

Nasional
Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Teguran Hakim MK untuk KPU yang Dianggap Tak Serius

Nasional
Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Kuda-kuda Nurul Ghufron Hadapi Sidang Etik Dewas KPK

Nasional
Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Laba Bersih Antam Triwulan I-2024 Rp 210,59 Miliar 

Nasional
Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Jokowi yang Dianggap Tembok Besar Penghalang PDI-P dan Gerindra

Nasional
Sebut Jokowi Kader 'Mbalelo', Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Sebut Jokowi Kader "Mbalelo", Politikus PDI-P: Biasanya Dikucilkan

Nasional
[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri 'Triumvirat' Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

[POPULER NASIONAL] PDI-P Harap Putusan PTUN Buat Prabowo-Gibran Tak Bisa Dilantik | Menteri "Triumvirat" Prabowo Diprediksi Bukan dari Parpol

Nasional
Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 5 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Sempat Berkelakar Hanif Dhakiri Jadi Menteri, Muhaimin Bilang Belum Ada Pembicaraan dengan Prabowo

Nasional
PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

PKS Janji Fokus jika Gabung ke Prabowo atau Jadi Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com