Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Akan Ikut Pembicaraan soal Nuklir Iran

Kompas.com - 09/04/2009, 12:37 WIB

WASHINGTON, KOMPAS.com — Pemerintah Presiden AS Barack Obama menyatakan akan ikut dalam pembicaraan yang diusulkan dengan Iran bersama lima negara lain, dalam upaya menemukan penyelesaian politik bagi program nuklir Iran.

"Mengenai masalah nuklir, Amerika Serikat tetap terikat komitmen pada proses P5-tambah-1. Yang berbeda ialah AS akan bergabung dalam pembahasan P5-tambah-1 dengan Iran mulai sekarang," kata Robert Wood, juru bicara Departemen Luar Negeri AS kepada wartawan di Washington, Rabu (8/4).

"Penyelesaian diplomatik memerlukan kesediaan untuk terlibat langsung satu dengan yang lain dengan dasar saling menghormati dan kepentingan bersama, dan kami harap Pemerintah Iran memilih untuk timbal-balik," katanya.

Amerika Serikat dan negara besar lain—Rusia, China, Inggris, Perancis, dan Jerman—telah mengundang Iran untuk bergabung dalam pembicaraan langsung tersebut.

"Jika Iran menerima, kami harap ini akan menjadi kesempatan bagi keterlibatan sungguh-sungguh Iran mengenai cara menembus kebuntuan selama beberapa tahun belakangan dan bekerja sama guna menghilangkan keprihatinan internasional mengenai program nuklirnya. Setiap terobosan akan menjadi hasil upaya bersama semua pihak, termasuk Iran," kata juru bicara itu.

Pernyataan tersebut dipandang sebagai perubahan kebijakan Pemerintah Obama mengenai Iran. Pemerintah mantan Presiden George W Bush telah menolak ikut dalam pembicaraan yang melibatkan Iran mengenai masalah nuklirnya, dan menyatakan Teheran pertama harus menghentikan program pengayaan uranium.

Amerika Serikat dan sekutunya di Eropa menyatakan, Iran "bermaksud secara diam-diam mengembangkan senjata nuklir", sementara Dewan Keamanan PBB juga mengharuskan Iran membekukan kegiatan pengayaan uraniumnya.

Namun, Iran berkeras rencana nuklirnya semata-mata bertujuan damai, dan melanjutkan kegiatan pengayaan uraniumnya kendati ada tekanan dari negara Barat dan resolusi yang berkaitan serta sanksi PBB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com