Mekanisme bantuan sudah disepakati, yakni melalui Bank Dunia maupun bank pembangunan kawasan serta IMF. ”Bantuan ini pun diberi tanpa persyaratan, khususnya Meksiko yang dianggap memiliki reputasi dan kebijakan baik,” ujar Sri Mulyani.
Sehubungan dengan hal itu, G-20 sepakat menambah dana IMF lebih dari 500 miliar dollar AS menjadi 750 miliar dollar AS dari para anggota. Tujuannya, sebagaimana ditekankan Perdana Menteri Inggris Gordon Brown, agar IMF dapat membantu lebih banyak negara korban krisis.
Anggota G-20 sepakat pula mengenai paket penyediaan dana 250 miliar dollar AS bagi negara berkembang untuk membiayai perdagangan internasional.
Soal isu peraturan dan pengawasan sektor keuangan, G-20 sepakat mengatur hedge fund (kumpulan dana investasi yang juga dipakai berspekulasi), yang selama ini terlepas dari pengawasan dan termasuk penyebab krisis global.
G-20 mengubah fungsi Forum Stabilitas Finansial (FSF), kelompok pemikir informal milik sejumlah bank sentral, menjadi lembaga pengawas sistem keuangan. FSF akan mempresentasikan proposal dan rekomendasi mengenai pengawasan perbankan serta pembatasan bonus para bankir. ”Perubahan status FSF ini akan meningkatkan cakupan kegiatan FSF,” ujar Ketua FSF yang juga Gubernur Bank Sentral Italia Mario Draghi.
G-20 juga akan menekankan pentingnya pengawasan terhadap tax haven (seperti Singapura). Tax haven akan dituntut kooperatif atau menghadapi sanksi dan dimasukkan ke dalam daftar hitam. Stephen Timms, pejabat sektor keuangan Inggris, mengatakan, kesepakatan mengenai tax haven sedang disusun.
Setidaknya ada 35 tax haven di luar negeri yang terdiri dari negara maupun teritori. Tax haven terbentang mulai dari Pulau