Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tikrit Ada Patung Pelempar Sepatu

Kompas.com - 20/03/2009, 08:58 WIB

TIKRIT, KOMPAS.com — Kondisi Tikrit, kota kelahiran Saddam Hussein, relatif tenang dan kembali normal. Banyak warga kota kembali ke rumah mereka setelah bertahun-tahun hidup di pengasingan.
   
Segera setelah jatuhnya rezim Saddam, banyak kerabat, teman, serta para pejabat dan perwira militer di kota kelahirannya meninggalkan Tikrit. Alasannya, mereka takut dihukum tatkala tentara Amerika mengambil alih Negara 1001 Malam tersebut.
   
Karena khawatir mengenai sesuatu yang dipandang sebagai "kemungkinan memburuknya keamanan dan serangan balas dendam yang mungkin terjadi" terhadap dirinya, Ghanim Mohammad (58), yang bertugas sebagai petugas upacara pada masa pemerintahan Saddam, seperti kebanyakan warga lain di kota kelahirannya, juga meninggalkan Tikrit bersama keluarganya.   
   
Meskipun begitu, Mohammad pulang saat situasi keamanan di Tikrit meningkat, tak seperti serangan teror dan ledakan yang merajalela di Ramadi, Diyala, dan Mosul.

Hal anyar dengan kota kecil Tikrit, yang terletak sekitar 140 kilometer di sebelah barat laut Baghdad, ialah patung yang baru dibuat dan dipersembahkan buat seorang pemuda yang melemparkan sepatunya ke arah mantan Presiden AS George W Bush.
   
Monumen sepatu sebesar sofa tersebut kini menjadi terkenal bukan hanya di negara yang dicabik perang itu, tapi juga di seluruh Timur Tengah yang penuh dengan pembangkangan terhadap pendudukan tak adil AS dan ketidakpuasan  hidup dalam situasi mematikan yang dipenuhi aksi kekerasan, demikian laporan kantor berita resmi China, Xinhua.
   
Akibat perang, Irak terperosok ke dalam kondisi yang sangat kacau, dan lebih dari 600.000 orang menemui ajal, dibunuh, dan jutaan orang lagi meninggalkan tempat tinggal mereka.
   
Saat peringatan tahun keenam serbuan pimpinan AS atas Irak kian dekat, rakyat di negeri tersebut, terutama yang tinggal di Tikrit, merindukan masa makmur dan damai di bawah kekuasaan Saddam. Sementara, mereka sudah jenuh dengan gambaran negara demokrasi yang makmur yang dijanjikan Washington.   
   
"Saddam Hussein memiliki peran sangat besar dalam membangun Irak modern, ia membangun militer yang kuat dan masyarakat yang bersatu," kata Laith Dahham (42), wartawan di satu surat kabar lokal. Ia merindukan kehidupan damai masa lalu. "Ia berhasil mempertahankan persatuan nasional rakyat Irak. Negeri ini tak pernah menghadapi bentrokan antar-aliran ketika Saddam berkuasa,  sebenarnya tak seorang pun berani secara terbuka mengangkat masalah sektarian," katanya.
   
Dahham juga menyampaikan keluhan yang sama mengenai pemerintah Irak saat ini tentang tugasnya yang tak terlaksana. "Politisi baru itu banyak bicara mengenai demokrasi dan hidup yang lebih baik, tapi apa yang kami saksikan hanya lah peningkatan pertikaian yang kian parah di dalam masyarakat kami."
   
Seorang warga setempat yang hanya menyebutkan namanya sebagai An-Nidah optimistis dan sangat percaya bahwa Irak akan menjadi negara besar lagi kalau rakyat Irak dapat mewujudkan perujukan yang sejati. Ia mengutip ucapan Sheikh Ali An-Nida, pemimpin suku Saddam, bahwa "penting untuk rujuk dan melupakan masa lalu serta memberikan kebaikan kepada keturunan kita dan bukan membiarkan mereka saling serang, dan kita harus membangun masa depan tanpa balas dendam".
   
Ali An-Nida, yang berunding dengan Pemerintah Irak guna mengambil jasad Saddam untuk dimakamkan setelah pelaksanaan hukuman mati pada Desember 2006, tewas akibat ledakan bom yang dipasang di mobilnya pada Juni 2008.
 
Ucapannya kini dipuji banyak rakyat Irak yang hidup dalam penderitaan mengerikan selama enam tahun belakangan.
   
Sebagai seorang pelopor yang menyerukan perujukan nasional, Ali An-Nida meminta rakyat Irak untuk "melupakan masa lalu dan mengambil pelajaran guna meningkatkan persatuan nasional sebagai tebusan bagi rakyat atas kepedihan mereka sebelum dan setelah ambruknya rezim Saddam".
   
Kini, tanda mengenai Saddam hampir tak dapat dilihat di kota Tikrit, sementara sebagian besar anggota keluarganya telah membawa pergi gambaran Saddam Hussein dari tembok rumah mereka.
   
Namun, kini patung sepatu besar mengisi tempat itu, kondisi yang menunjukkan babak baru harapan tebersit di jantung Timur Tengah itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com