Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kobaran Api Itu Mengepung seperti Lava...

Kompas.com - 11/02/2009, 04:15 WIB
 
Musibah kebakaran hutan dan semak yang melanda Negara Bagian Victoria, Australia, menyisakan trauma yang dalam bagi mereka yang lolos dari maut.

”Saya tahu banyak orang sekarang di sekitar kami, saya tahu itu,” ungkap Annette Smit, warga Kinglake West, yang beruntung masih bisa selamat meski api menghanguskan rumahnya dan nyaris memanggang dirinya.

Dia menggambarkan betapa mengerikan bara dari kebakaran yang telah menewaskan lebih dari 200 orang itu. ”Itu seperti hujan (api), seperti lava. Anda tidak bisa melihat akan pergi ke mana. Satu-satunya yang bisa anda lihat adalah jalan,” ungkapnya seperti dikutip situs Herald Sun, Selasa (10/2).

Smit dan pasangannya tengah bersiap untuk pergi dari rumahnya dengan menggunakan mobil, tetapi mobil itu lalu meledak karena panas yang tak tertahankan.

Dalam kondisi itu, Smit tak punya pilihan lain selain mencari tempat berteduh bersama para tetangga yang ketakutan, di tengah kobaran api yang mengepung mereka. ”Kami menghancurkan jendela dan bersembunyi di bawah rumah. Sekitar 10 orang dari kami terus berusaha menyelamatkan rumah sehingga kami bisa selamat,” ungkapnya.

Peter Trapp (41), warga Lower Plenty, yang berdekatan dengan Smit, juga menceritakan betapa mengerikan suasana saat itu. Dalam keadaan kritis, dia bisa mengantarkan istri dan anaknya ke rumah tetangga yang mempunyai tempat untuk mengamankan diri.

”Ketika berlari di tengah panas yang sangat menyengat, saya bisa merasakan kulit saya terbakar,” kata Trapp kepada The Daily Telegraph.

Trapp kehilangan rumahnya dan kini berusaha mencari cara untuk mengatakan kepada putranya yang berusia tiga tahun bahwa rumah mereka telah lenyap.

Jack Barber menceritakan bagaimana dia keluar dari rumahnya di Pheasant Creek, dekat Kinglake, bersama istrinya. Mereka menghabiskan hari Sabtu malam di sebuah lapangan olahraga, di tengah kobaran api yang lidahnya berusaha menjangkau mereka dari berbagai arah. Mereka berhasil keluar dari wilayah bencana pada hari Minggu menuju Wittlesea.

”Kami melihat kuda-kuda yang mati, kuda-kuda hidup, kangguru yang melompat-lompat di jalan dengan jilatan api di ekornya. Sungguh mengerikan,” papar Barber.

Hilang dan tewas

Trapp, Barber, dan Smit sangat beruntung. Sejumlah surat kabar Australia memuat foto para korban yang tewas dan hilang.

Foto-foto mereka di surat kabar umumnya adalah foto saat perkawinan, perayaan ulang tahun, atau pesta tertentu.

Ian Creek mengatakan kepada surat kabar Age bagaimana mertuanya, Faye dan Bill Walker, hangus terbakar saat berusaha kabur dari rumah mereka di Narbethong, bersama putra mereka, Geoffrey, yang menggunakan kursi roda karena lumpuh.

”Kontak terakhir kami dengan mereka adalah Sabtu petang pukul 18.30. Mereka mengatakan kami harus pergi, ada asap hitam di balik semak-semak,” paparnya sambil menambahkan bahwa para tetangga telah menelepon mereka pada pukul 17.30 dan meminta mereka segera pergi, tetapi hal itu tidak dilakukan.

Creek menambahkan, mereka hampir lolos. Kunci sudah berada di mobil dan hewan-hewan peliharaan juga sudah dimasukkan ke dalam mobil. Namun, kobaran api tiba-tiba mengepung mereka. ”Anjingnya ditemukan di kursi belakang. Itu terjadi sangat cepat. Masalah mereka adalah Geoffrey yang menggunakan kursi roda sehingga mereka tak bisa bergerak cepat,” tutur Creek.

Banyak lagi cerita sedih lain dari musibah itu. Akan tetapi, dalam keadaan darurat, sejumlah orang diberi kemampuan untuk menyelamatkan diri dengan berbagai cara.

Daryl Hogan yang tinggal Wandong, 20 kilometer utara Wittlesea, mengatakan, ia bisa selamat karena masuk ke kolam renang dan bertahan dalam air di tengah kurungan api.

Adapun Nesh Sinclair, dilaporkan jaringan televisi Nine, selamat bersama anak-anaknya dengan berlindung di bekas lubang persembunyian Wombat, satwa penggali tanah berukuran cukup besar yang beratnya bisa mencapai 30 kilogram. (AFP/AP/OKI)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com