Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

17 Anjing Ras Selundupan Disuntik Mati

Kompas.com - 29/01/2009, 01:15 WIB

Denpasar, Kompas - Balai Karantina Pertanian Terpadu Kelas I Denpasar menyuntik mati 17 dari 20 anak anjing ras yang diselundupkan ke Bali melalui Pelabuhan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana. Langkah tegas ini dilakukan sebagai upaya mengurangi penularan penyakit rabies atau anjing gila.

Kepala Balai Karantina Pertanian Terpadu Kelas I Denpasar Ketut Diarmita di Denpasar, Rabu (28/1), mengatakan, pemusnahan dilakukan dengan menyuntikkan cairan strichnin ke tubuh setiap anjing secara bergantian, Selasa lalu di Jembrana.

Sebelum dimusnahkan, spesimen setiap anjing sudah diambil untuk diteliti di laboratorium Balai Veteriner Denpasar. Tiga ekor sudah mati sebelumnya karena lemas di bus.

”Kami memang bertindak tegas untuk menghindari penularan rabies ke Bali sekaligus menjadikan daerah ini bebas rabies kembali. Selain itu, bersama tim penanggulangan rabies daerah, kami juga tengah meneliti lebih jauh perihal strain virus rabies yang masuk ke Bali. Makanya, spesimen kami bawa ke laboratorium,” kata Diarmita.

Ia menyebut beberapa dasar hukum pemusnahan anjing- anjing ras itu, yaitu SK Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor 4775.a/PD 670 320/L/ 12/2008 dan SK Menteri Pertanian Nomor 1696/Kpts/ PD610/12/2008. Strain virus rabies yang ada di Indonesia saat ini ialah jenis Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Flores/Sulawesi.

Ke-20 ekor anak anjing ras itu ditemukan Kantor Polisi Pengamanan Pelabuhan (KP3) Laut Gilimanuk di sebuah bus wisata Senin lalu. Anjing-anjing itu ditemukan dalam enam keranjang plastik tanpa dilengkapi surat pengangkutan maupun asal-usul. Sopir bus itu mengaku dititipi seseorang saat melintas di Probolinggo, Jawa Timur, dengan tujuan Denpasar, Bali. Anjing-anjing itu diduga akan diperdagangkan di Denpasar. (BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com