Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PBB Meminta Klarifikasi

Kompas.com - 15/01/2009, 05:32 WIB

Trias Kuncahyono dan Mustafa Abd Rahman

RAFAH, RABU - Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon berkunjung ke Mesir, Rabu (14/1), untuk meminta klarifikasi perkembangan rancangan isi kesepakatan gencatan senjata dari Mesir untuk mengakhiri agresi Israel di Jalur Gaza. Ban berharap kesepakatan itu terwujud dalam waktu dekat.

”Saya kembali mengulangi imbauan saya akan adanya gencatan senjata secepatnya. Serangan roket Hamas harus dihentikan dan operasi militer Israel di Gaza juga harus segera dihentikan. Jangan membuang waktu,” kata Ban saat konferensi pers bersama Menteri Luar Negeri Mesir Ahmed Aboul Gheit, seusai bertemu dengan Presiden Mesir Hosni Mubarak.

Ban kembali mengimbau agar kedua belah pihak menghentikan pertempuran. Selain itu, Ban juga meminta ”bantuan kemanusiaan segera disediakan” agar tidak terjadi krisis kemanusiaan. ”Sebagai Sekjen PBB, saya janji akan berusaha semaksimal mungkin mewujudkan kesepakatan gencatan senjata secepatnya dan memberi bantuan kemanusiaan,” ujarnya.

Ban berkunjung ke Mesir untuk meminta klarifikasi perkembangan rancangan isi kesepakatan gencatan senjata yang diusulkan oleh Mesir. Aboul Gheit menyatakan, sampai saat ini delegasi Hamas masih berunding dengan pihak intelijen Mesir tentang kesepakatan gencatan senjata itu.

Tokoh senior di Hamas, Moussa Abu Marzouq, mengatakan, pihaknya tengah ”mempelajari” isi rancangan kesepakatan itu. Rancangan usulan Mesir itu menyebutkan gencatan senjata bersifat sementara yang disusul gencatan senjata jangka panjang dan pembukaan perbatasan Gaza dengan pengawasan dari Otoritas Palestina pimpinan Presiden Mahmoud Abbas. Selanjutnya adalah tahap ketiga, yakni rekonsiliasi Hamas dan kelompok Fatah (Abbas).

Selain ke Mesir, Ban juga akan berkunjung ke Jordania, Ramallah di Tepi Barat, Israel, Turki, Suriah, Lebanon, dan Kuwait untuk menghadiri pertemuan Liga Arab, Senin mendatang.

Bantuan terhambat

Armada kapal laut Israel mencegat kapal Iran yang bermuatan bantuan kemanusiaan, seperti bahan makanan, obat-obatan, serta pakaian untuk warga Gaza. Kapal bantuan itu dipaksa mengarah ke pelabuhan Mesir. Kapal kargo dengan nama Shahed itu langsung dicegat saat berada 30 kilometer dari Gaza dan diminta untuk putar balik. ”Kami diperingatkan untuk tidak mendekati Gaza,” kata Ahmad Navabi yang memimpin rombongan pemberi bantuan.

Navabi menyatakan, kini mempertimbangkan mengirimkan seluruh bantuan itu melalui pintu Rafah. Kapal dengan muatan seberat 2.000 ton itu meninggalkan kota pelabuhan Bandar Abbas di Iran, dua pekan lalu. Sebelumnya, Iran telah mengirimkan pesawat kargo berisi 50 ton bantuan melalui Mesir untuk dikirimkan ke Jalur Gaza.

Selama ini, Jalur Gaza yang memiliki sekitar 1,5 juta penduduk itu bergantung sepenuhnya pada bantuan kemanusiaan asing. Berbagai kebutuhan hidup makin sulit diperoleh sejak Israel mulai menyerang Gaza. Putra Etaf Abdel-Rahman yang baru berusia 10 tahun harus antre empat jam di toko roti untuk mendapatkan delapan buah roti tawar bagi 15 anggota keluarganya.

Banyak toko yang tidak mempunyai persediaan bahan makanan. Daging sapi, ayam, sayur-sayuran, dan buah-buahan semakin sulit diperoleh. Jika ada, harganya pun sangat mahal. ”Kami sudah tidak memakai penerangan karena tak ada pasokan listrik dalam 14 hari terakhir. Warga amat menderita,” kata warga Gaza, Abdel-Rahman.

Shaima Abu Hatab, warga di Khan Younis, mengaku tidak lagi bisa menemukan tabung gas. Sebelum perang, harga isi ulang satu tabung gas mencapai 150 dollar AS. Kini gas sulit diperoleh. Oleh karena itu, PBB mulai menyuplai bahan makanan siap konsumsi, seperti roti dan makanan kaleng. (REUTERS/AFP/AP/LUK)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com