Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Transkrip Telepon SBY ke Lebanon

Kompas.com - 08/01/2009, 17:23 WIB

JAKARTA, KAMIS — Setelah terjadi tembak-menembak antara pihak Lebanon dan Israel, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menelepon Komandan Pasukan Garuda yang bertugas sebagai pasukan penjaga perdamaian di perbatasan Lebanon-Israel. Presiden menelepon dari teras Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (8/1).

Karena sambungan buruk, beberapa kali hubungan melalui telepon itu terputus. Berikut ini pembicaraan Presiden saat menelepon Letkol Hartono.

"Coba dijelaskan digambarkan tempat tugas kontingen Indonesia. Seberapa benar tembak-menembak Israel dan Lebanon itu?" Halo... halo... halo."

Sambungan telepon lantas terputus. Telepon diserahkan kepada Sekretaris Militer Mayjen Budiman. Presiden masuk Kantor Presiden.

Sepuluh menit kemudian, Presiden kembali ke teras Kantor Presiden sambil berjalan menelepon Letkol Haryono. Wartawan televisi sudah bersiap mengambil gambarnya.

"Silakan dilanjutkan laporan perkembangan situasinya. Seberapa benar berita tentang tembak-menembak antara Lebanon dan Israel itu?"

"Jatuhnya tembakan dari arah Israel? Jam 7.30 ya? Dari posisi kita berapa? 72 km? 35 km dari posisi kita. OK"

"Itu ditembakkan ke arah Israel ya? Baik. Ya. OK, baik. Begini Hartono ya. Saya sudah mengerti laporan yang kau sampaikan. Pertama benar yang Hartono instruksikan kepada prajurit untuk betul-betul menjaga diri meningkatkan tindakan keamanan kemudian siap dengan kontigensi meskipun tembakan yang berasal dari Lebanon itu tidak terlalu dekat dengan posisi Indonesia."

"Demikian juga tembakan dari arah Israel ke Lebanon juga jatuhnya tidak terlalu dekat dengan posisi Indonesia. Tapi Anda benar tadi, apabila situasi berkembang kemudian tidak terkontrol bisa saja pasukan kita mengalami bahaya."

"Oleh karena itu kontigensi yang kau sampaikan itu sudah benar dan pedomani betul protap (prosedur tetap) dari PBB dari Unifil. Ya ingat tugas Anda peace keeping. Jadi berlindung dengan baik seraya keselamatan anak-anak terjaga. Sambil terus menjalankan tugas sebagai peace keeping forces."

"Yang kedua, kalau nanti Anda para pimpinan satgas diundang oleh force commander, sampaikan bahwa Jakarta juga memantau perkembangan situasi terus. Boleh sampaikan pada force commander, bahkan Presiden kami juga terus memantau perkembangan keadaan dengan harapan PBB, Unifil bisa mengemban tugas dengan baik sesuai dengan mandat yang diberikan PBB kepada Unifil termasuk tentunya satgas Indonesia sendiri."

"Kemudian ketiga, terakhir, tadi kau melaporkan kepada saya bahwa Dubes akan dipanggil oleh Presiden Sulaiman yang kalau kau sempat berkomunikasi sampaikan agar betul-betul mendengarkan briefing dari Presiden Lebanon dan setiap perkembangan situasi agar baik kontingen dan Anda sendiri maupun kedubes kita memahami dengan saksama."

"Ok. Kalau begitu lanjutkan tugas sampaikan salam saya kepada prajurit, tenang tapi profesional dalam menjalankan tugasnya. Terima kasih, selamat bertugas."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan

Prabowo Pertimbangkan Saran Luhut Jangan Bawa Orang "Toxic" ke Pemerintahan

Nasional
Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Berkunjung ke Aceh, Anies Sampaikan Salam dari Pimpinan Koalisi Perubahan

Nasional
Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Komnas KIPI: Kalau Saat Ini Ada Kasus TTS, Bukan karena Vaksin Covid-19

Nasional
Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Jika Diduetkan, Anies-Ahok Diprediksi Bakal Menang Pilkada DKI Jakarta 2024

Nasional
Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Jokowi Perlu Kendaraan Politik Lain Usai Tak Dianggap PDI-P

Nasional
Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Kaesang dan Gibran Dianggap Tak Selamanya Bisa Mengekor Jokowi

Nasional
Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Hasil Rekapitulasi di Papua Berubah-ubah, KPU Minta MK Hadirkan Ahli Noken

Nasional
Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Tak Dianggap Kader PDI-P, Jokowi dan Keluarga Diprediksi Gabung Golkar

Nasional
Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Prabowo Harap Semua Pihak Rukun meski Beda Pilihan Politik

Nasional
Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Jokowi Sebut Penyusunan Kabinet Mendatang Hak Prerogatif Prabowo

Nasional
Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Temui Warga Aceh Usai Pilpres, Cak Imin Janji Lanjutkan Perjuangan

Nasional
Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Timnas Akan Hadapi Guinea untuk Bisa Lolos ke Olimpiade, Jokowi: Optimistis Menang

Nasional
KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

KPK Sebut Penyidik Bisa Jemput Paksa Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor

Nasional
TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

TNI AD Mulai Tanam Padi di Merauke, KSAD: Selama Ini Hasilnya Kurang Baik

Nasional
KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

KPK Mengaku Bisa Tangkap Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Kapan Saja

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com