Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ujian Pertama Presiden Terpilih Obama

Kompas.com - 26/11/2008, 07:30 WIB

Mengejutkan

Beberapa kolumnis bahkan mengaitkan analisis ekonomi mereka dengan masalah-masalah lain dalam politik Amerika secara mengejutkan. Newman, misalnya, meramalkan Obama akan mengangkat seorang Afrika-Amerika radikal sebagai jaksa agung, yang lantas akan memperjuangkan program pampasan senilai satu triliun dollar bagi orang Amerika keturunan budak.

Analisis Henninger lain lagi. Menurut Henninger, posisi Amerika sebagai negara dengan perekonomian paling maju di dunia berhubungan erat dengan kedudukannya sebagai negara adidaya. Ia khawatir, Obama akan mengurangi anggaran militer nasional dalam rangka menciptakan sebuah welfare state, negara kemakmuran, ala Eropa.

Yang paling mengejutkan adalah komentar Fouad Ajami, seorang intelektual neokonservatif yang ikut mengarsiteki perang Bush di Irak. Ajami mengaku prihatin dengan ”kumpulan massa” yang berharap terlalu banyak dari seorang ”orator berdaya magis”.

Ajami yang dibesarkan di Lebanon teringat pada Presiden Mesir Gamal Abdul Nasser yang telah ”mematahkan hati beberapa generasi orang Arab”. Kesimpulannya: jangan-jangan tradisi Arab street, kerumunan massa Arab yang menakutkan, mulai berkembang di Amerika di bawah pemerintahan Obama.

Ketika membaca kolom-kolom ini, saya tidak tahu apakah harus ketawa atau menangis. Kebijakan-kebijakan Obama yang sebenarnya hampir tak pernah dimunculkan. Sejak awal kampanyenya dua tahun lalu, Obama berkali-kali menegaskan bahwa dia adalah seorang yang sentris dan pragmatis.

Dengan pengangkatan anggota-anggota kabinetnya, presiden terpilih Obama sudah mulai membuktikan hal ini dengan perbuatan nyata. Namun, saya merasa pesimistis bahwa cita-citanya demi penyatuan bangsa akan tercapai. Kesenjangan antara sayap kiri dan kanan, setidak-tidaknya yang tecermin dalam kolom-kolom Wall Street Journal, ternyata masih dalam sekali di Amerika.

R William Liddle Profesor Ilmu Politik, Ohio State University, Columbus, Ohio, AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com