Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SBY : Pengusaha Harus Bantu Rakyat Miskin

Kompas.com - 22/11/2008, 10:39 WIB

LIMA,SABTU--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan sudah saatnya kalangan bisnis dunia untuk tidak melupakan keberadaan masyarakat di sekitarnya, apalagi dalam kondisi krisis keuangan saat ini yang berdampak terhadap bertambahnya warga miskin.

"Ini adalah kenyataan bahwa globalisasi dan upaya menjalankan bisnis harus dilakukan dengan melibatkan masyarakat sekitar kita. Ini harus bersifat partisipatif, melibatkan dan bisa mengurangi masyarakat miskin," kata Presiden saat menyampaikan pidatonya dalam forum APEC CEO di Gedung Departemen Pertahanan Lima, Peru, Jumat (21/11).

Presiden menjadi pembicara dalam diskusi panel bersama pimpinan utama Freeport McMoran Copper and Gold Richard Adkerson,  pimpinan Alibaba grup Jack Ma, Kepala Riset dan Strategi Microsoft Corporation Craig Mundie serta moderator General Manajer Daewoo Asia Nick Reilly.

Pidato yang dibawakannya bertema "Pertumbuhan Ekonomi, Ketidakadilan dan Kemiskinan: Tantangan Bagi Negara Berkembang APEC."

Menurut Presiden, tantangan untuk mencapai pertumbuhan, globalisasi, keadilan dan pengurangan kemiskinan semakin tidak mudah akibat terjadinya krisis keuangan dan resesi ekonomi ini.

"Ini akan menjadi tantangan yang mengerikan. Kita harus bisa keluar dari krisis dan mempertahankan tingkat pertumbuhan, tetapi kita juga harus menjaga kelompok masyarakat yang paling terkena dampak krisis ini," katanya.

Namun, Presiden menyatakan kepercayaannya bahwa kalangan bisnis memiliki tanggung jawab moral dan kewajiban untuk membantu masyarakat dunia yang saat ini dilanda kesulitan.

Perusahaan minyak

Pada saat puncak krisis minyak dunia, lanjut Presiden,  banyak negara penghasil minyak dan perusahaan minyak yang mendapatkan kekayaan sangat besar hampir mencapai 2,3 triliun dollar AS dalam setahun.

"Kekayaan sebesar itu seharusnya juga memunculkan kepekaan moral. Saya tidak setuju nasionalisasi, tetapi saya percaya dengan semboyan bahwa yang kuat harus membantu yang lemah dan yang bernasib baik harus bisa berguna untuk menegakkan semangat kepedulian dan solidaritas kemanusiaan," katanya.

Kebersamaan itu, lanjut Presiden,  juga sangat dibutuhkan terkait isu kemiskinan yang karena dampak krisis keuangan ini dan melemahnya pertumbuhan ekonomi bisa semakin besar dan menjauhkan dari target MDGs 2015.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com