Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Zardari Presiden Pakistan

Kompas.com - 07/09/2008, 07:49 WIB

Pemilihan yang berjalan rahasia itu dijaga ekstra ketat. Pemilihan dilakukan setelah pukul 10.00 dan berakhir pukul 15.00 waktu setempat. Anggota parlemen yang terdiri atas majelis rendah, majelis tinggi, dan majelis di empat provinsi memberikan suara.

Meski penjagaan ketat, aksi serangan bom bunuh diri terjadi di Peshawar, kota di barat laut Pakistan yang selama ini mencatat sejumlah aksi militan. Sebuah aksi bom bunuh diri menghantam pos polisi setempat yang menewaskan 16 orang dan mencederai 80 lainnya.

Aksi bom atau serangan bom bunuh diri praktis mewarnai Pakistan dalam tahun-tahun ini. Sedikitnya 1.200 orang tewas dalam serangan yang dilakukan kelompok militan yang marah atas dukungan mantan Presiden Musharraf pada perang terhadap terorisme yang dipimpin Amerika Serikat di Afganistan.

Aksi penyerangan atas aparat keamanan dan pejabat pemerintahan yang terakhir dialami PM Yousuf Raza Gilani. Mobil yang ditumpanginya dalam perjalanan ke Islamabad diterjang sedikitnya dua butir peluru yang dilepas penembak tersembunyi, Rabu lalu. Gilani selamat tanpa cedera.

Munculnya Zardari sebagai presiden tidak akan mengurangi aksi militansi dan kekerasan di Pakistan. Zardari sudah memindahkan rumah tinggalnya karena khawatir upaya pembunuhan atas diri dan keluarganya.

Istrinya, Benazir Bhutto yang memberikan tiga anak, Bilawal, Bakhtwar, dan Aseefa, tewas akibat tembakan dan serangan bom bunuh diri saat berkampanye di Rawalpindi, 27 Desember 2007. Zardari yang tak dikenal sebelum masuk dalam Dinasti Bhutto tak menghendaki dia dan anaknya bernasib sama seperti istrinya.

Zardari kini menghadapi sejumlah tantangan sebagai presiden. Selain kekerasan, situasi ekonomi dengan inflasi yang tinggi harus diatasi. Pasar saham Pakistan merosot 40 persen sejak Januari. Pakistan sangat bergantung pada bantuan luar negeri, terutama dari AS. (Reuters/AFP/AP/ppg)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com