Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Musi Bisa Meluap

Kompas.com - 20/03/2008, 08:54 WIB

PALEMBANG, KAMIS — Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) SMB II Palembang memperkirakan intensitas curah hujan berada di atas normal hingga dua minggu ke depan. Sedangkan Balai Pengelolaan Daerah Aliran Musi (BP DAS) Sumsel menyatakan 30 persen daerah resapan Sungai Musi telah kritis. Artinya Sungai Musi berpeluang meluap.

“Ya, ada ancaman Sungai Musi meluap seperti Sungai Bengawan Solo. Itu karena kawasan
resapan air semakin berkurang,” kata Kepala BP DAS, Ir Muhammad Nasrun MSi, Senin (17/3) lalu.

Daerah resapan air kritis itu terbentang di sepanjang Sungai Musi dari hulu hingga ke hilir. Hutan mulai gundul sehingga, ketika hujan turun, tidak ada akar yang menghambat aliran air. Saluran air bawah rusak. Kondisi ini berbeda dengan kawasan yang masih punya resapan air yang bagus. “Jadi, air di bawah tanah cepat turun ke sungai. Lihat saja, sekarang Sungai Musi cepat keruh,” kata Nasrun.

Pantauan Sriwijaya Post, Rabu (19/3), debit air Sungai Musi cukup tinggi, hampir menyentuh bibir pelataran Plaza Benteng Kuto Besak. Air keruh bewarna coklat tua dan banyak eceng gondok yang mengapung. Sungai Musi merupakan muara sembilan anak sungai besar, yaitu Sungai Komering, Rawas, Batanghari, Leko, Lakitan, Kelingi, Lematang, Semangus, dan Ogan.
Banjir memang bikin susah. Warga di Jl Sentosa, Kelurahan Plaju Ulu, Plaju, Rabu (19/3), adu cepat dengan air hujan yang masuk ke dalam rumah agar barang berharga tidak terendam air. Selokan di kawasan itu tidak mampu menampung curah hujan. Sementara rawa-rawa yang berfungsi menampung air hujan juga telah meluap. Air meluber menggenangi jalan raya dan pemukiman warga. Kawasan Seberang Ulu II dan Plaju terendam.

Siswa Dipulangkan

Sebanyak 247 siswa SMP Sriwijaya di Jl Sentosa RT 37 dipulangkan karena delapan lokal kebanjiran. Kepala SMP Sriwijaya, mengatakan, air setinggi 20 cm masuk ke dalam kelas sehingga aktivitas belajar dan mengajar tidak dapat dilanjutkan.

Siswa sempat bertahan di depan kelas masing-masing sebelum akhirnya dipulangkan. “Ini banjir kiriman, biasanya tidak sampai setinggi ini. Anak-anak lebih baik pulang saja,” kata Suherman.

Banjir telah terjadi meski hujan belum dua jam mengguyur Kota Palembang. Jl Jend A Yani mulai dari UMP sampai simpang Tangga Takat terendam air mencapai ketinggian 40 cm. Air bahkan masuk ke dalam rumah dan pertokoan milik warga di pinggir jalan.

Lalulintas kendaraan macet. Sejumlah kendaraan, terutama sepeda motor mogok. Pelajar dan mahasiswa basah kuyup kedinginan menyeberangi jalan dengan menggulung celana dan menenteng sandal atau sepatu. Lalulintas terganggu karena kendaraan memperlambat laju kendaraan.

Genangan air juga terjadi di pangkal Jembatan Ampera Kelurahan 8 Ulu, Jl Rumah Bari samping Kantor Walikota, di Simpang Polda, Jl Jend Sudirman depan Telkom, depan Kantor Pengadilan Agama KM 3 dan di simpang sekip. Kemacetan cukup panjang terjadi di Jl Kapten Anwar Sastro.
Genangan air meluber ke badan jalan karena selokan telah tak dapat menampung debit air hujan. Kompleks perkantoran Pemprov Sumsel juga tergenang air, seperti di Jl Ade Irma Suryani depan Pengadilan Negeri Palembang. Halaman Kantor Gubernur juga telah terendam air setinggi 20 cm.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com