Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Stalinis Muncul di Siprus

Kompas.com - 24/02/2008, 00:09 WIB

NICOSIA, SABTU - Perang Dingin hampir dua dekade berlalu, tetapi fobia terhadap  komunis masih juga hidup subur di Siprus, negara kecil anggota Uni Eropa.

Dimitris Christofias, calon terkuat presiden Siprus dari partai berhaluan Stalinis harus menghadapi gelombang perlawanan dari orang-orang antikomunis negeri itu. Sabtu (23/2), sehari sebelum pemilihan umum yang digelar Minggu (24/2), beredar pesan singkat (SMS) dari ke puluhan ribu ponsel yang isinya peringatan bakal muncul pemimpin komunis.

Bunyi salah satu SMS itu kira-kira demikian, "Berhati-hatilah dalam menentukan pilihan Minggu besok, atau kita akan dipimpin seorang Stalinis dan palu arit menjadi simbol negara kita."

Namun SMS itu malah memicu perdebatan politik sengit dan banyak pihak yang menganggap SMS itu meresahkan. Namun, bila Christofias menang dalam pemilu Minggu, itu membuktikan bahwa Siprus muncul menjadi negara yang berbeda di Uni Eropa.

Christofias memimpin partai AKEL, sebuah partai Leninis dan menggunakan palu tanpa arit sebagai lambang. Saat ini ia bersaing ketat dengan Menlu Ioannis Kasoulides memperebutkan kursi presiden.

Keduanya secara tak terduga mencampakkan calon incumbent Tassos Papadopoulos dalam pemilu putaran pertama 17 Februari lalu. Nyaris tak ada satupun lembaga survei yang berani memperkirakan siapa yang  bakal unggul. Di tengah persaingan inilah, latar belakang komunis Christofias diungkit-ungkit.

SMS lainnya tak kalah provokatif, "Hitler sudah jatuh, sekarang giliran Stalin."  Atau, "Mengapa (Fidel) Castro mundur setelah 50 tahun berkuasa sebagai presiden komunis? Karena terbuka satu posisi lagi di Siprus."
       
Namun kubu Christofias tidak mencoba menjauhkan profesor sejarah lulusan Soviet berusia 61 tahun dari citra komunisnya. Mereka menganggap Christofias sebagai tokoh sosialis yang progresif dan menunjuk beberapa kebijakannya yang pro-pasar bebas.

Secara ekonomi Siprus sangat kuat dan punya sejarah yang sukses menarik investor, karena menjadi surganya para pembayar pajak. Melihat kenyataan ini, para pendukung Christofias berupaya meyakinkan tidak akan ada nasionalisasi perusahaan swasta dan negara satu partai.

Para pengamat pun yakin bahwa semua asumsi Christofias akan menerapkan kebijakan komunis tidak akan menjadi kenyataan. "Christofias merupakan orang sosial demokrat yang pragmatis. Mungkin awalnya dia sangat skeptis tentang Uni Eropa, tetapi dia bukan seperti yang ada di dalam benak orang ketika mereka mendengar kata komunis," kata Hubert Faustmann, asisten profesor hubungan internasional di Nicosia University.

Pendapat ini diamini Theodore Couloumbis profesor hubungan internasional di University of Athens dan wakil presiden Hellenic Foundation for European and Foreign Policy. "Penting bagi orang-orang untuk menyadari bahwa partai komunis Siprus adalah partai yang pro kapitalis dan itu sudah berlangsung bertahun-tahun," katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com