Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Serang Kurdi, Irak Protes

Kompas.com - 23/02/2008, 22:11 WIB

ANKARA, SABTU - Pasukan Turki mengejar para pemberontak Kurdi di Irak utara untuk hari ketiga operasi darat, Sabtu (23/2). Menurut militer menewaskan sekitar 50 orang dalam baku tembak itu.

Irak memprotes operasi yang dilancarkan sejak Kamis (21/2) petang itu dan PBB serta negara-negara Barat menyerukan kedua pihak menahan diri.
      
Paling tidak 24 anggota Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan lima tentara tewas dalam baku tembak itu, kata militer Jumat (22/2) malam. Militer memperkirakan  paling tidak 20 pemberontak lainnya tewas akibat serangan artileri dan helikopter, tetapi mengatakan jumlah pasti korban  tidak diketahui sampai pasukan mencapai daerah yang jadi sasaran.
      
Serangan pasukan Turki ke Irak utara, yang sering  dilakukan  tahun 1980-an  dan 1990-an, biasanya dilakukan pada musim semi di pegunungan daerah itu di mana pemberontak PKK mulai menyelinap masuk ke Turki.
      
"Dari laporan awal diperkirakan  para teroris menderita banyak korban jiwa. Menurut laporan intelijen, para pemimpin PKK sedang berusaha meninggalkan daerah tiu  menuju arah selatan  dalam kepanikan," kata seorang juru bicara militer, Sabtu (23/2).
       
Pertempuran seru dan tembakan artileri terus berlangsung sampai Jumat malam, kata penduduk desa di daerah itu. Mereka melaporkan baku tembak senjata otomatis terus  terdengar tanpa henti  di daerah-daerah Hakurk dan Sidekan , di dalam perbatasan Irak seberang kota Cukurca, Turki. Sementara pesawat-pesawat tempur  dan helikopter-helikopter  melakukan misi pengintaian  sepanjang malam itu.
       
Suara tembakan-tembakan artileri  dapat terdengar sampai Jumat tengah malam, atau Sabtu waktu Indonesia, di daerah Bamerni , sekitar 40km  ke barat daya dari sebuah pangkalan militer kecil yang dipertahankan pasukan Turki sejak 1990-an.
       
Tentara memasuki daerah Kurdi Irak utara dari pukul 19:00 waktu setempat (24:00 WIB) Jumat setelah delapan jam serangan udara dan artileri. Suratkabar-suratkabar Turki Sabtu memuji serangan itu.
        
Ankara mengatakan sekitar 4.000 pemberontak PKK mengungsi di Irak utara dan menggunakan daerah itu sebagai batu loncatan  untuk melancarkan serangan-serangan ke wilayah Turki  sebagai bagian dari kampanye membentuk sebuah negara sendiri di daerah Turki tenggara yang berpenduduk mayoritas etnik Kurdi. Pemberontakan separatis mereka menewaskan lebih dari 37.000 orang sejak tahun 1984.
       
Para pemimpin Irak, Jumat (22/2) memanggil kuasa usaha Turki  di Baghdad untuk memprotes operasi itu dan Ankara segera memberi jaminan tentang sifat dan luas serangan itu. "Sasaran, tujuan dan luas dan parameter operasi ini terbatas. Angkatan bersenjata kami  akan pulang dalam waktu sesegera mungkin setelah mereka mencapai tujuan," kata PM Turki Recep Tayyip Erdogan.
      
Ini adalah serangan darat kedua  yang dilaporkan militer sejak Oktober yang mendapat persetujuan parlemen. Pasukan Turki sebentar memasuki Irak 18 Desember untuk mencegah pemberontak PKK  menyusup ke Turki. Lima serangan udara  terhadap sasaran-sasaran PKK  di daerah itu juga dilakukan sejak pertengahan Desember  dengan bantuan intelijen AS.
        
Menlu Irak Hoshyar Zebari , Jumat memperkirakan bahwa ratusan, tentara terlibat dalam operasi militer itu. Ia mengataka serangan itu mengakibatkan sedikitnya lima jembatan dekat perbatasan hancur.
         
Di New York, Sekjen PBB Ban Ki moon mengaku cemas atas meningkatkan ketegangan dan menyerukan pihak-pihak bertikai menahan diri. Peringatan yang sama juga datang dari AS yang mengulang peringatan serupa sebelumnya.
       
"Kami memberitahukan dan kami mendesak pemerintah Turki membatasi operasi mereka pada sasaran yang tepat PKK, membatasi luas dan lama operasi mereka," kata jurubicara Gedung Putih Scott Stanzel.(Antara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com