Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuhan Warga Albino di Tanzania Meningkat

Kompas.com - 18/02/2013, 16:28 WIB

DAR ES SALAAM, KOMPAS.com - Kepolisian Tanzania, Senin (18/2/2013), menyatakan frekuensi kasus pelaku ilmu hitam yang mencari anak-anak albino di negeri itu masih terjadi.

Salah satu kasus terakhir adalah ketika tangan seorang anak albino ditebas oleh sekelompok orang yang mencegat anak itu sepulang sekolah.

Pemimpin lokal Distrik Milepa, Tanzania, Apolinary Macheta mengatakan anak itu diserang pada Sabtu (16/3/2013) oleh tiga orang lelaki tak dikenal.

"Anak bernama Mwigulu Magessa itu kini berada di rumah sakit dan mulai pulih," kata Macheta.

Kejadian itu muncul hanya beberapa hari setelah seorang ibu beranak empat yang juga ditebas tangannya hingga putus oleh sekelompok orang.

Kepolsian Tanzania menyatakan sudah menahan lima orang setelah menemukan bagian tubuh perempuan itu yang sudah membusuk di sebuah ladang.

Di Tanzania, para albino kerap menjadi korban pembunuhan karena keyakinan bahwa bagian tubuh mereka bisa membawa kebaikan dan keberuntungan.

Padahal albino adalah sebuah kelainan genetik yang disebabkan kurangnya pigmen melanin di dalam kulit, rambut dan mata.

Namun, orang-orang dengan kasus albino seperti ini kerap mendapatkan diskriminasi di banyak negara Afrika.

Bulan lalu, seorang anak penderita albino tewas di wilayah Tabora, Tanzania setelah tangannya putus ditebas sekelompok orang.

Kijo Bisimba dari Pusat HAM dan Hukum Tanzania, mengatakan meningkatkan serangan terhadap penderita albino merupakan peringatan bahwa keamanan untuk warga penderita albino belum terjamin.

Selain Tanzania, sejumlah negara Afrika lain seperti Burundi juga memiliki ritual ilmu hitam yang melibatkan bagian tubuh manusia albino. Bahkan, bagian tubuh penderita albino bisa berharga ribuan dolar AS.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com