Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangkit dari Koma, Remaja Singapura Lulus Sangat Memuaskan

Kompas.com - 29/01/2013, 07:29 WIB
Kontributor Singapura, Ericssen

Penulis

SINGAPURA, KOMPAS.com — Terbaring di tempat tidur dan tidak dapat berbicara dalam sisa hidup. Itulah vonis yang dijatuhkan dokter kepada Matthew Tan Ser Yung menyusul kecelakaan yang dialaminya dalam kompetisi judo yang membuatnya terbaring koma selama dua bulan.

Namun, remaja berumur 18 tahun ini berhasil mematahkan semua vonis itu dan membuat bangga serta terharu orang-orang di sekitarnya. Kurang dari 3 tahun setelah kecelakaan itu, Matthew kini dapat berjalan dan berbicara walaupun tidak sebaik sebelum dia mengalami kecelakaan.

Pelajar St Joseph Institution itu bahkan berhasil menyelesaikan ujian akhir O-level dan meraih hasil yang luar biasa memuaskan dengan meraih empat nilai A (distinctions). Pencapaian itu bisa dikatakan sangatlah fenomenal mengingat pasca-kecelakaan, Matthew mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi lebih dari sejam.

Dia selalu mengalami kelelahan mental dan membutuhkan istirahat. Kepala Sekolah Koh Thiam Seng dengan bangga menjelaskan bahwa Matthew adalah simbol kebanggaan sekolah.

"Dia memiliki semangat dan determinasi yang luar biasa yang mungkin tidak terbayangkan oleh orang-orang biasa. Matthew tidak pernah menggunakan keterbatasan fisik dan mentalnya sebagai alasan untuk menyerah," puji Koh.

Kecelakaan dalam kompetisi judo itu memaksa Matthew menjalani operasi darurat untuk menghentikan pembekuan darah di otaknya. Dia juga harus menjalani operasi cranioplasty untuk memperbaiki kembali tulang tengkoraknya yang mengalami keretakan. Bekas operasi tetap terlihat jelas dan remaja itu harus kehilangan tulang tengkorak kanannya yang diganti dengan bahan plastik bernama polyetheretherketon.

Dia harus menghabiskan tujuh bulan di rumah sakit untuk pemulihan total. "Judo sudah berakhir, tetapi saya mempelajari semangat untuk bertahan hidup. Saya harus membuat orang tua bangga, tidak mungkin saya menghabiskan hidup hanya untuk meratap," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com