BANJUL, KOMPAS.com - Presiden Gambia, Yahya Jammeh berjanji akan mengeksekusi tuntas 47 terpidana mati pada pertengahan September 2012 ini. Sembilan di antaranya telah dieksekusi pada satu tempat rahasia Kamis (23/8/2012) tengah malam.
Kantor berita AFP, Sabtu (25/8/2012) pagi melaporkan, sebagian besar terpidana mati adalah pejabat tinggi, perwira polisi atau militer, dan rakyat sipil. Mereka didakwa melakukan rencana kudeta dan dan dicap pengkhianat.
Tahun lalu delapan petinggi militer, termasuk mantan tentara dan kepala intelijen dan mantan wakil kepala kepolisian, dihukum mati karena tuduhan pengkhianatan. Jammeh sendiri seorang mantan perwira militer yang merebut kekuasaan melalui kudeta tahun 1994.
Banyak pejabat tinggi telah terjerat tuduhan makar, sering berhubungan dengan rencana kudeta. Para pengamat mengatakan, tindakan presiden itu adalah satu tanda paranoid berlebihan. Dia memenangkan lagi masa jabatan keempat sebagai presiden pada bulan November 2011.
Paule Rigaud, Wakil Direktur Amnesty International Afrika mengecam Jammeh itu. Dia mendesaknya untuk menghentikan eksekusi terhadap puluhan lainnya . Eksekusi terhadap sembilan orang itu diharapkan yang terakhir.
Jammeh adalah salah satu kepala negara di Afrika Barat yang banyak dikecam aktivis hak asasi manusia internasional, karena kejahatan terhadap kemanusiaan. Dia acap melakukan pelanggaran HAM berat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.