Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Paraguay Terancam Isolasi Kawasan

Kompas.com - 25/06/2012, 08:21 WIB

ASUNCION, KOMPAS.com - Paraguay terancam diisolasi oleh negara-negara di kawasan Amerika Latin setelah parlemen yang dikuasai oposisi memakzulkan Presiden Fernando Lugo. Argentina dan Brasil menarik duta besar mereka dari Asuncion, Sabtu (23/6), sehari setelah parlemen menyetujui pemakzulan Lugo dengan suara 39-4.

Tak hanya sekutu pemerintah beraliran kiri—seperti Bolivia, Nikaragua, dan Venezuela—yang mengecam keputusan itu. Pemerintah beraliran tengah, seperti Argentina, hingga pemerintahan sayap kanan Presiden Sebastian Pinera di Cile menyebut pemakzulan itu sebagai kudeta.

”Tanpa ragu ada kudeta di Paraguay. Ini tidak bisa diterima,” ujar Presiden Argentina Cristina Fernandez de Kirchner. Dia berjanji membawa isu ini dalam KTT blok perdagangan Mercosur yang diikuti Argentina, Brasil, Paraguay, dan Uruguay, pekan depan.

”Venezuela tak mengakui pemerintahan baru di Asuncion yang ilegal dan tidak sah,” kata Presiden Venezuela Hugo Chavez, yang didukung Presiden Bolivia Evo Morales dan Presiden Nikaragua Daniel Ortega. Presiden Peru Ollanta Humala menyebut kasus ini sebagai ”langkah mundur dalam proses demokrasi di kawasan”.

Di bawah tekanan kawasan, presiden baru Paraguay, Federico Franco, akan meminta pendahulunya untuk membantu mendinginkan suasana. Franco sebelumnya adalah wakil presiden, tetapi selama empat tahun kerap mengkritik kebijakan Lugo. Partai Franco, Partai Liberal, akhirnya menarik dukungan pada Lugo yang membuka peluang pemakzulan. Franco akan meneruskan masa jabatan Lugo yang berakhir pada tahun 2013.

”Saya akan berbicara langsung kepadanya. Dia adalah kunci untuk meredakan ketegangan,” ujar Franco tentang Lugo.

Lugo, seorang mantan uskup, dimakzulkan karena dianggap bertanggung jawab atas sengketa tanah yang berujung mematikan, pekan lalu. Sebanyak 17 orang tewas, tujuh di antaranya polisi, dalam bentrokan yang terjadi.

Lugo sendiri menyebut pemakzulannya sebagai ”kudeta parlementer” dan ”hukuman yang direncanakan sebelumnya”, yang tidak didasarkan pada bukti-bukti yang cukup. Dia menerima keputusan yang dinilainya tidak sah itu hanya untuk menghindari pertumpahan darah.

Hal itu disampaikan Lugo dalam program ”mimbar terbuka” yang disiarkan televisi negara —yang didirikan pada masa pemerintahannya— dari Sabtu malam hingga Minggu pagi.

Ratusan orang antre di depan stasiun televisi untuk menumpahkan kekesalan mereka dan memberikan dukungan kepada Lugo. Mereka menyebut terjadi kudeta inkonstitusional dan meminta Lugo dikembalikan pada jabatannya sebagai presiden.

”Kami tak akan mengakui presiden lain,” teriak mereka, sambil mengibarkan bendera Paraguay di malam musim dingin.(Reuters/AFP/AP/was)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com