Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ban Ki-moon: Tuntaskan Konflik Selat Hormuz

Kompas.com - 20/03/2012, 19:50 WIB
Hindra Liauw

Penulis

BOGOR, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, Ban Ki-moon mengatakan agar semua hal yang tertunda terkait konflik di Selat Hormuz, satu-satunya jalur perairan delapan negara di kawasan Teluk Persia atau Arab, perlu segera dituntaskan dengan dialog. Selat Hormuz merupakan kawasan yang penting bagi perdagangan internasional dan navigasi. "Semua pihak yang terkait perlu terlibat dalam dialog yang serius," kata Ban di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Selasa (20/3/2012), setelah melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Sekjen PBB menambahkan, semua pihak yang terkait juga perlu menaati hukum internasional, terutama yang berkaitan dengan hukum laut.

Sementara itu, Presiden Yudhoyono berharap tak ada konflik atau perang terbuka di Selat Hormuz. "Ini menyusahkan negara-negara lain. Negara maju perlu memikirkan bangsa lain. Saya berharap Iran, Amerika Serikat, dan Uni Eropa melakukan sesuatu," katanya.

Selat Hormuz merupakan jalur perairan bagi Arab Saudi, Uni Emirat Arab (UEA), Qatar, Bahrain, Kesultanan Oman, Kuwait, Irak, dan Iran. Hampir setiap 10 menit satu kapal tanker melewati selat tersebut. Sekitar 40 persen impor minyak dunia melewati selat itu, dan sekitar 90 persen ekspor minyak negara-negara Arab teluk, Irak, dan Iran melalui jalur Selat Hormuz.

Menurut kajian sebuah lembaga energi di AS, diprediksi volume ekspor minyak yang melalui Selat Hormuz bisa mencapai 35 juta barrel setiap hari pada tahun 2020. Ketegangan di Selat Hormuz itu dipicu oleh usulan Presiden Perancis Nicolas Sarkozy pada Desember lalu untuk menambah sanksi terhadap Iran, yaitu pertama, pembekuan aset-aset bank sentral Iran, dan kedua, mengembargo ekspor minyak Iran.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com