Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bela Pengungsi Korut, Politisi Korsel Mogok Makan

Kompas.com - 02/03/2012, 18:10 WIB

SEOUL, KOMPAS.com - Seorang anggota parlemen Korea Selatan yang melakukan aksi mogok makan selama 10 hari di luar Kedutaan Besar China, pingsan dalam aksi unjuk rasa mengecam repatriasi Beijing atas pengungsi Korea Utara, Jumat (2/3/2012).

Park Sun-Young, dari partai oposisi Partai Liberty Forward, pingsan saat memimpin aksi unjuk rasa yang diikuti oleh sekitar 100 aktivis keagamaan dan lainnya. "Kami ingin China segera menghentikan repatriasi," teriak para aktivis saat Park dibawa ke ambulans.

Aksi unjuk rasa itu terjadi saat Menteri Luar Negeri China Yang Jiechi yang sedang berkunjung bertemu dengan Menlu Korea Selatan Kim Sung Hwan untuk membicarakan isu Korea Utara dan sejumlah isu lainnya. Yang Jiechi juga dijadwalkan melakukan kunjungan kehormatan terhadap Presiden Lee Myung-Bak di kemudian hari.

Park (55)  melakukan aksi mogok makan pada 21 Februari dan bersumpah akan terus melakukannya sampai mati kecuali Beijing mengakhiri kebijakannya untuk memulangkan pelarian Korea Utara dan memperlakukan mereka sebagai pengungsi.

Dengan suhu di bawah nol pada malam hari, ia tinggal di sebuah tenda di dekat kedutaan. Aksinya telah memicu serangkaian aksi protes anti-Beijing baru dan unjuk rasa.

Para aktivis dan anggota parlemen Seoul mengatakan sekitar 30 warga Korea Utara yang baru saja melarikan diri ke China akan segera dikirim pulang. Mereka terancam hukuman berat atau bahkan kematian di tanah air mereka, menurut para aktivis. Beberapa orang telah dipulangkan, menurut laporan media lokal.

Seoul telah berulang kali mendesak Beijing untuk memperlakukan para pelarian dari Korea Utara sebagai pengungsi dan tidak memulangkan mereka. China mengatakan mereka adalah migran ekonomi dan bukan pengungsi yang layak mendapatkan perlindungan.

Badan pengungsi PBB dan pengawas hak asasi manusia Amnesti Internasional juga telah mendesak Beijing untuk tidak mengirim para pelarian itu pulang. Amnesti mengatakan yang dipulangkan akan dikirim ke kamp kerja paksa tempat mereka mengalami penyiksaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com