KOMPAS.com - Nama Ellen Johnson Sirleaf mencuat dalam pemilihan pemenang Nobel Perdamaian 2011. Sejatinya, perempuan kelahiran Monrovia, Liberia itu tidak sendirian. Dua perempuan lagi yang juga memenangi Nobel Perdamaian tahun ini adalah Leymah Gbowee, dan Tawakel Karman.
Sekarang, Johnson adalah presiden Liberia sejak 2005. Dalam proses pencalonan, ia bahkan bersaing dengan 22 kandidat. Tiga di antaranya adalah mantan pesepak bola LIberia dan bintang klub AC Milan 1995 George Weah. Ada juga mantan presiden Liberia sekaligus diktator dan penjahat perang, Charles Taylor. Juga, mantan pemimpin gerilyawan Sekou Conneh.
Saat dilantik menjadi presiden, Johnson tercatat sebagai perempuan pertama yang terpilih sebagai kepala negara di Afrika. Lantaran itulah, Johnson menjadi inspirasi perempuan Liberia untuk akitf di dunia politik.
Perjalanan karier politik perempuan kelahiran 29 Oktober 1938 itu memang relatif tidak mulus. Menghabiskan waktu studinya di Amerika Serikat mulai 1964 di Madison Business College di Madison, Wisconsin, Universitas Colorado pada 1970, dan Universitas Harvard pada 1971, Johnson memilih pulang ke negara asalnya.
Selanjutnya, setelah mendapat posisi di pemerintahan tatkala menjadi Asisten Menteri Keuangan Presiden William Tolbert pada 1979, ia tampil sebagai anggota Senat pada 1985. Rezim militer Samuel Doe dan Charles Taylor rupanya tak menyukai kiprah Johnson yang terus menggaungkan kesetaraan dan perdamaian di Liberia. Makanya, di masa itu, Johnson dijebloskan ke penjara untuk masa dua kali penahanan.
Selepas dari penahanan, memang, ia bekerja di Bank Dunia dan Citibank kawasan Afrika. Kemudian, pada 1997, ia kembali ke negaranya melalui ibu kota Kenya, Nairobi. Kala itu, dia menjadi ekonom berpengaruh di Liberia.