TOKYO, KOMPAS.com — Peserta program pertukaran pemuda Jepang dan negara-negara di Asia, JENESYS, berkesempatan berkunjung ke kantor harian Nikkei, koran terbesar ketiga di Jepang, Senin (20/6/2011). Meskipun oplah penjualannya sekitar 6 juta eksemplar per tahun atau lebih rendah dibanding harian Yomiuri, tetapi Nikkei menjadi bacaan wajib bagi eksekutif muda, kalangan akademisi, mahasiswa, hingga orang-orang pemerintahan. Hal ini dikarenakan Nikkei dianggap satu-satunya koran yang obyektif, tidak terlalu pro atau antipemerintah.
Nikkei juga berperan penting bagi perekonomian Jepang karena lebih menitikberatkan pada peliputan bidang ekonomi dan bisnis. Nikkei bergerak dalam bisnis surat kabar, Nikkei online, televisi CNBC, dan penyedia informasi saham Jepang ataupun dunia, serta beberapa diversifikasi bisnis layanan informasi lainnya. Tidak heran bila gedung Nikkei yang berseberangan dengan Istana Kaisar Jepang selalu sibuk 24 jam setiap hari. Nonstop building, gedung yang tidak pernah tidur, demikian gedung berlantai lebih dari 20 tingkat ini disebut.
Dalam kunjungan ini, peserta JENESYS, termasuk Kompas, diterima oleh Redaktur Senior Nikkei Toshihisa Komaki. Komaki sempat bertugas di Indonesia selama enam tahun (1987-1993).
"Saya di Jakarta ketika Pak Harto (Presiden Suharto) berkuasa. Pernah dua kali saya dipanggil Departemen Penerangan karena berita yang saya tulis. Tapi, pengalaman di Indonesia sungguh luar biasa," kata Komaki.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.