Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Terpikir Kematian dan Kanibalisme

Kompas.com - 17/10/2010, 06:24 WIB

COPIAPO, KOMPAS.com — Hidup di kedalaman 700 meter di bawah tanah, tanpa hubungan dengan dunia luar, sungguh sebuah pengalaman yang mengerikan. Terjadi sebuah proses yang amat kompleks saat melewati itu semua. Juga sempat terpikir soal kematian dan kanibalisme di antara sesama petambang.

Johny Barrios (50) di Copiapo, Sabtu (16/10/2010), adalah salah satu dari 33 petambang yang ditarik di urutan ke-21, Rabu. Mereka terjebak di kedalaman 700 meter sejak 5 Agustus lalu akibat pertambangan milik Codelco runtuh.

Barrios menambahkan bahwa 32 petambang lain yang terjebak bersamanya sungguh merupakan para kerabat yang baik. Kami semua bisa bertahan karena bisa saling mengatur dengan baik pula.

”Dapatkah Anda membayangkan bagaimana rasanya hidup di kedalaman 700 meter itu? Sungguh mengerikan rasanya,” kenang Barrios, yang ketahuan punya istri simpanan setelah ia dipeluk oleh Susana, wanita yang bukan istri sah.

Barrios berperan sebagai pemantau kesehatan rekan-rekannya karena dia memiliki pengetahuan dasar soal itu. Meski merasakan kegetiran, Barrios malah ingin kembali bekerja ke pertambangan. ”Tentu, saya ingin bekerja kembali di pertambangan,” kata Barrios kepada para wartawan yang menunggu di luar Rumah Sakit Copiapo. Saling menopang

Untuk saat ini Barrios mengatakan ingin istirahat untuk sementara. ”Saya beristirahat dulu dan kemudian kembali ke pertambangan,” kata Barrios yang tampil necis dengan pakaian baru dan kacamata baru, tetapi terlihat amat lelah.

Barrios menambahkan, ia memiliki masalah soal penglihatan serta diminta berkonsultasi dengan psikolog walaupun tak perlu dirawat inap.

Susana selalu mencoba mendorong semangatnya, tetapi tidak berhasil juga. ”Susah merasakan sebuah suasana pesta sekarang,” kata Barrios, yang hidup dalam suhu yang tergolong panas dan sangat lembab. Susana adalah salah satu alasan baginya untuk tetap semangat hidup.

Para petambang baru bisa melakukan kontak dengan dunia luar setelah sebuah lubang kecil berhasil dibuat pada 22 Agustus lalu. Namun, selama 17 hari, setiap petambang hanya bisa makan satu sendok kecil tuna dan salmon setiap hari, dari stok makanan yang kebetulan tersisa.

Ketakutan akan terjadinya kematian di kedalaman itu sering meneror batin mereka. Akan tetapi, di sisi lain ada banyak hal positif. Untungnya, semua koleganya saling mengatur dengan tertib kehidupan mereka demi satu tujuan, bertahan hidup.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com