SEOUL, KOMPAS.com - Pemerintah Korea Selatan (Korsel) kini sedang meninjau kembali proyek besar pembangunan terowongan bawah laut dengan China dan Jepang yang akan menghubungkan negara-negara tersebut dengan kereta api cepat, kata para pejabat pemerintah, Selasa.
Namun, para pejabat di kementerian pertanahan, trasportasi dan maritim mencatat bahwa proyek-proyek itu mungkin tidak bisa diwujudkan dalam waktu dekat karena biayanya yang besar, dan memerlukan pencapaian kesepakatan dengan negara-negara tetangga. Pemerintah sebelumnya mengatakan, pihaknya sedang meninjau kembali studi kelayakan tiga terowongan bawah laut, termasuk satu antara kota pelabuhan barat daya negara Mokpo dan pulau paling selatan, Jeju, sebagai bagian dari rencana jangka panjang pembangunan kereta peluru KTX.
Seorang pejabat kementerian membenarkan bahwa Lembaga Transportasi Korea pada kementerian itu telah mulai melakukan studi kelayakan tahun lalu, dan diperkirakan akan menghasilkan laporan sebelum akhir tahun ini. "Namun ini berarti pemerintah hanya meninjau kembali kelayakan teknis atas proyek-proyek itu. Hal itu mungkin memerlukan waktu puluhan tahun sebelum kami memulai proyek, bahkan jika laporan itu mengatakan kemungkinan teknik berkaitan dengan banyak asek lain perlu kami pertimbangkan," katanya.
Pejabat itu menambahkan, masing-masing dari tiga proyek itu tampaknya akan menelan biaya sekitar 100 trilyun won (86 miliar dollar AS), yang akan disepakati dan ditanggung pula oleh dua negara tetangga tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.