MANILA, KOMPAS.com — Sekitar 50 gerilyawan komunis, Sabtu (27/3/2010), mengambil alih pos militer di Filipina selatan yang sebelumnya ditempati pasukan bersenjata pro-pemerintahan. Seorang anggota pasukan yang terpukul mundur itu tewas dan dua lainnya terluka.
Menurut juru bicara angkatan bersenjata Filipina, Letkol Randolph Cabangbang, pasukan gerilyawan yang menamakan diri New People's Army (NPA) juga sempat melakukan penyerangan di Pulau Mindanao, Jumat (26/3/2010), dan merebut 38 senjata api kelas berat. Ia juga menyatakan, setelah penyerangan hari Sabtu, para gerilyawan membakar pos militer tersebut sebelum kabur dengan dua truk.
Diduga penyerangan ini berkaitan dengan pemilu Filipina yang akan dilaksanakan Mei ini. "Kemungkinan ini cara mereka (NPA) mendapatkan dana, karena mereka diketahui sering menjual senjata api curian dari pemerintah kepada pasukan pribadi para politikus."
Telah tercatat 77 korban jiwa yang dikaitkan dengan kegiatan pemilu. Pada tahun 2004, tercatat 189 orang tewas yang dikaitkan dengan pemilu.
NPA sendiri, yakni para pemberontak Maoist yang telah berjuang beberapa dekade, mengeluarkan pernyataan bahwa penyerangan tersebut mendapat dukungan dari dalam provinsi tersebut dan merupakan kecaman untuk gubernur setempat.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.