MANILA, KOMPAS.com Polisi juga mencurigai sedikitnya 161 orang, termasuk para tentara dan polisi yang loyal terhadap klan Ampatuan. Mereka itu diduga terlibat langsung pada pembantaian 23 November di Maguindanao. Pembantaian itu dilakukan terhadap 57 anggota dan kerabat dari klan Esmael Mangudadatu, pesaing politik klan Ampatuan. ”Semua orang tahu soal pembunuhan itu, tetapi menoleransinya. Kami menginginkan pertanggungjawaban penuh sekarang,” ujar de Lima. De Lima menambahkan, para saksi pembunuhan itu berani tampil dan bersuara setelah pembantaian 23 November itu. Mereka menuturkan hal yang begitu mengerikan. Ada dari para korban yang dikubur hidup-hidup dan yang dibunuh dengan gergaji. Bahkan, ada dugaan sebagian dari wanita dalam rombongan itu digagahi lebih dulu. Arroyo mengakhiri persekutuan setelah klan Ampatuan dituduh mengorganisasi pembantaian, yang dilakukan untuk menghentikan Esmael Mangudadatu mencalonkan diri sebagai gubernur di Filipian selatan pada pemilu Mei 2010. De Lima menegaskan, persekutuan telah berlangsung lama antara pemerintahan Arroyo dan Ampatuan. Laporan-laporan