Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cudena Membunuh Manusia untuk Diambil Lemaknya

Kompas.com - 20/11/2009, 19:12 WIB

LIMA, KOMPAS.com — Boleh jadi Hilario Cudena adalah orang yang paling dikutuk oleh Tuhan berikut manusia ciptaannya. Bayangkan, sudah puluhan tahun, pimpinan geng Pishtacos ini membunuh sesama warga Peru demi menangguk untung dari lemak manusia.

Jangan lupa, pishtacos kalau diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia adalah nama kelompok pembunuh Peru yang menyerang orang di jalanan sunyi dan membunuh korbannya untuk diambil lemaknya.

Jelasnya begini. Para korban, yang kebanyakan warga daerah terpencil, diiming-imingi komplotan tersebut untuk pekerjaan. Ternyata, justru warga naas itu dibunuh dan diambil lemaknya. Lebih gila lagi, kata Komodor Angel Toledo dari kepolisian Peru, Jumat (20/11), seusai mencokok empat begundal jaringan penjahat itu, diduga pasar penerima lemak tersebut adalah perusahaan kosmetik dan obat di Eropa. Banderolnya 15.000 dollar AS untuk seliter lemak manusia.

Masih menurut Toledo, sebagian lain yang diduga sebagai anggota kelompok ini, termasuk dua warga Italia, masih buron. Polisi mengatakan, kelompok ini diduga menjadi dalang hilangnya sekitar 60 orang di wilayah itu, sebagaimana ditulis BBC.

Tak cuma itu, dalam sebuah acara jumpa pers di ibu kota Peru, polisi menunjukkan kepada wartawan dua botol berisi lemak manusia dan sejumlah foto yang diduga para korban.

Salah satu dugaan pembunuhan dilaporkan terjadi pada pertengahan September lalu. Kala itu, jaringan tubuh korban dipindahkan untuk dijual.

Toledo mengatakan pula, sebagian dari para tersangka "menyatakan bagaimana mereka membunuh korban lalu memerah lemaknya dalam laboratorium seadanya lalu menjual lemak tersebut".

Pengakuan rinci

Sementara itu, Kepala Divisi Kriminal Kepolisian Peru Jenderal Felix Burga mengatakan, muncul indikasi bahwa "sebuah jaringan internasional perdagangan lemak manusia" telah beroperasi di Peru.

Orang pertama yang ditahan awal bulan ini di sebuah stasiun bus di Lima tengah membawa kiriman lemak itu.

Kolonel Jorge Mejia, juga dari Kepolisian Peru, sempat mengatakan, salah satu tersangka melukiskan kepada polisi dengan rinci bagaimana para korban dibunuh lalu diambil lemaknya. Tersangka tersebut mengatakan, lemak ini kemudian dijual kepada pengumpul di Lima.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com