Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Meski Buta, Lucas Bisa "Melihat" dengan Telinganya

Kompas.com - 05/10/2009, 17:38 WIB

DORSET, KOMPAS.com - Lucas Murray, bocah tuna netra usia tujuh tahun dari Inggris, punya nama julukan Batboy setelah dia belajar 'melihat' dengan menggunakan telinganya.

Bocah itu diyakin sebagai orang pertama di Inggris yang menggunakan gema atau pantulan untuk membayangkan keadaan di sekitarnya. Dia mendecakkan lidahnya ke langit-langit mulutnya dan mencari obyek berdasarkan suara decakan yang terpantul. Cara itu memungkinkan dia lari di arena permainannya, berjalan di antara bangku-bangku, bermain mobil-mobil di dalam rumah, serta main basket, bahkan memanjat tebing.  The Sun, Senin, menayangkan gambar video yang memperlihatkan kemampuan Lucas.

Lucas, yang terlahir tuna netra, mengatakan, "Saya sangat suka cara berdecak itu namun hal itu agak sulit dipelajari. Saya suka main basket. Saya dapat mengunakan decakan untuk menemukan di mana ring-nya dan saya melempar bola ke arahnya."

Teknik pantulan yang sama biasa digunakan oleh kelelawar (bats) dan lumba-lumba. Lucas dapat mencari tahu berapa jauh sebuah obyek dengan mengetahui berapa lama waktu suara pantulan itu sampai ke telinganya. Kekuatan pantulan akan memberi tahu dia ukuran obyek tersebut dan telinga sebelah mana yang pertama kali mendengar suara itu akan menujukkan posisi benda tersebut.

Dia bahkan dapat mempelajari gerakan melalui lemparan. Suara pantulan lebih rendah berarti obyek bergerak menjauh dan suara pantulan lebih tinggi berarti obyek mendekat. Anak laki-laki itu juga menggunakan sebuah tongkat dan dia punya ingatan yang kuat untuk tempat-tempat yang telah dia 'scan' dengan telinganya.

Dia belajar dari seorang buta California, Amerika Serikat, Daniel Kish (41), yang mendirikan yayasan World Access for the Blind. Orang tua Lucas yang tinggal di Poole, Dorset, Inggris, melihat Daniel Kish di TV, lalu mereka meminta Kish berkunjung ke Inggris.

Ibu Lucas, Sarah (33) mengatakan, "Lucas belajar teknik perpantulan selama tiga hari intensif dua tahun lalu. Sekarang dia sangat independen, dia hampir tidak pernah meminta bantuan dibanding anak normal seusianya."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com