Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Budaya, Jangan Teriak Setelah "Dicolong"!

Kompas.com - 02/09/2009, 13:15 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah kebudayaan yang sudah mengakar di Indonesia dicaplok negara tetangga. Mulai dari batik, seni reog Ponorogo, lagu Rasa Sayange, hingga yang teranyar, Tari Pendet.

Indonesia selalu tertinggal dalam melindungi kekayaan budayanya secara hukum. Entertainer Sys NS mengatakan, seharusnya ada satu instansi yang mengurus pematenan budaya. Hal itu dikatakan Sys saat bersama sejumlah seniman dan budayawan yang tergabung dalam Mufakat Kebudayaan, bertemu dengan pimpinan MPR, Rabu (2/9).

"Kita selalu ribut soal HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual). Tapi tidak peduli dengan hak paten. Kalau pematung atau seniman kecil-kecil disuruh ngurus paten sendiri, mereka tidak punya dana. Jangan kalau sudah dicolong, baru teriak. Seharusnya ada instansi yang mengurus soal paten," ujar Sys, di Ruang Tamu Pimpinan MPR.

Ia mengatakan, dibukanya pintu bagi pembauran budaya lokal dan budaya asing harus mendapat perhatian. Pembaruan ini, terkadang menimbulkan dampak negatif bagi generasi muda Indonesia. "Tolonglah punya keberpihakan kepada seni budaya Indonesia," ujarnya.

Sementara itu, dalam kesempatan yang sama budayawan Radar Panca Dahana mengkritisi pandangan para politisi terhadap kebudayaan yang berkaca pada masa lalu. Menurut dia, budaya masih dianggap sebagai "gangguan" bagi dunia politik. "Kita harus mendudukkan persoalan bahwa kebudayaan bukan gangguan bagi kehidupan politik," ujar Radar.

Kebudayaan dinilai semakin sulit memunculkan generasi-generasi baru karena ruang gerak yang sempit. Oleh karena itu, para seniman dan budayawan ini menyampaikan beberapa pemikirannya. Pemikiran tersebut diantaranya mengenai pembiayaan negara terhadap aktivitas budaya, membuat infrastruktur yang membangun arsitektur industri kreatif.

"Selama ini pelaku seni ditempatkan sebagai subordinat oleh kekuatan modal. Budaya mengalami gangguan dari luar. Sudah ada suatu usaha mendominasi dan eksploitasi dari kultur yang sudah dibangun saat ini. Kami mengajak semua pihak teruatama pemimpin bangsa agar mengubah cara pandang terhadap kebudayaan," ujar Radar.

Menanggapi pemikiran para seniman dan budayawan ini, Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mendorong langkah Mufakat Kebudayaan untuk melakukan pertemuan dan sharing dengan seluruh stakeholder. "Kalau ada yang menolak menerima untuk membicarakan budaya, sampaikan saja ke media," ujarnya.

Menurut Hidayat, kebudayaan harus ditempatkan pada posisi terhormat. Ia sepakat bahwa negara harus berperan dalam melindungi kebudayaan Tanah Air.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Pengertian Lembaga Sosial Desa dan Jenisnya

Nasional
Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Prediksi soal Kabinet Prabowo-Gibran: Menteri Triumvirat Tak Diberi ke Parpol

Nasional
Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Jokowi Dianggap Jadi Tembok Tebal yang Halangi PDI-P ke Prabowo, Gerindra Bantah

Nasional
Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Soal Kemungkinan Ajak Megawati Susun Kabinet, TKN: Pak Prabowo dan Mas Gibran Tahu yang Terbaik

Nasional
PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

PKS Siap Gabung, Gerindra Tegaskan Prabowo Selalu Buka Pintu

Nasional
PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

PKB Jaring Bakal Calon Kepala Daerah untuk Pilkada 2024, Salah Satunya Edy Rahmayadi

Nasional
Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Saat Cak Imin Berkelakar soal Hanif Dhakiri Jadi Menteri di Kabinet Prabowo...

Nasional
Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Prabowo Ngaku Disiapkan Jadi Penerus, TKN Bantah Jokowi Cawe-cawe

Nasional
Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Orang Dekat Prabowo-Jokowi Diprediksi Isi Kabinet: Sjafrie Sjamsoeddin, Dasco, dan Maruarar Sirait

Nasional
Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang 'Hoaks'

Prabowo Diisukan Akan Nikahi Mertua Kaesang, Jubir Bilang "Hoaks"

Nasional
Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok 'Kepedasan' di Level 2

Momen Jokowi dan Menteri Basuki Santap Mie Gacoan, Mentok "Kepedasan" di Level 2

Nasional
Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Ditolak Partai Gelora Gabung Koalisi Prabowo, PKS: Jangan Terprovokasi

Nasional
Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Kapolri Bentuk Unit Khusus Tindak Pidana Ketenagakerjaan, Tangani Masalah Sengketa Buruh

Nasional
Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Kapolri Buka Peluang Kasus Tewasnya Brigadir RAT Dibuka Kembali

Nasional
May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

May Day 2024, Kapolri Tunjuk Andi Gani Jadi Staf Khusus Ketenagakerjaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com