Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebulan Mengepung "Si Belut" Kastari

Kompas.com - 09/05/2009, 07:51 WIB

KOMPAS.com — Operasi penangkapan Mas Slamet Kastari oleh pasukan khusus Malaysia ternyata disiapkan jauh-jauh hari. Malaysia dan Indonesia bergabung membentuk suatu operasi intelijen untuk menangkap tokoh yang memang terkenal sangat licin ini.

Setelah mendapatkan informasi tentang Kastari yang terkenal di Kabupaten Karimun oleh roti manis buatannya, Malaysia mengerahkan pasukan gabungan untuk mengepung persembunyian Kastari selama sebulan untuk menentukan waktu yang tepat dalam melakukan penyergapan.

Sumber terpercaya dari Johor Bahru mengatakan, Kastari ditangkap dalam operasi pasukan gabungan unit khusus bersama kepolisian Johor, awal April lalu. Kastari ditangkap dekat Skudai, sekitar 25 km dari kota Johor Bahru. “Kami mengetahui Kastari mempunyai saudara di Skudai,” ujar sumber tersebut.

Hingga saat ini, aparat keamanan Malaysia masih menyembunyikan informasi di mana pimpinan JI Singapura yang beberapa kali berhasil kabur dari penjara ini. Alasan bahwa perlakuan terhadap Kastari sangat khusus, informasi sengaja ditutup rapat. Diduga, Kastari belum dikirim ke pusat tahanan khusus ISA (Internal Security Act) Kamunting di Taiping, Perak.

Dari penangkapan tersebut, polisi Malaysia menemukan sejumlah dokumen dan peralatan yang menjadi alasan bahwa Kastari akan melakukan sejumlah aksi di Malaysia dan kawasan Asia Tenggara.

Karena itu, negara itu masih belum mau mendeportasi Kastari ke Singapura. Polisi Malaysia juga terus berkoordinasi dengan jaringan kepolisian tiga negara untuk pengembangan. “Kami terus berhubungan dengan otoritas terkait dari negara lain. Penangkapan itu berdasarkan informasi mereka. Petugas kami masih mempelajari aktivitas dan jaringan mereka,” kata Inspektur Jenderal Polisi Tan Sri Musa Hassan.

Selain menangkap Kastari, pihak keamanan Malaysia juga telah menangkap 3 orang yang dicurigai sebagai aktivis jaringan teroris Jemaah Islamiah (JI). Pihak Malaysia menahan Agus Salin asal Sumatera Utara, Maret lalu. Dua lainnya Abdul Matin Anol Rahmat dan Johar Hassan, warga negara Malaysia, pada bulan April. Namun, apakah mereka saling terkait, hingga saat ini belum ada informasi resmi. Sebuah sumber penting menduga, Kastari berhasil dilacak keberadaannya setelah penangkapan Agus.  

The Star melaporkan, penangkapan Kastari sangat rahasia. Penangkapan itu melalui sebuah operasi besar yang melibatkan banyak personel, termasuk dari dua negara tetangga. Polisi sangat hati-hati melakukan penyergapan untuk memastikan "Si Belut" tidak lolos lagi.

Ketika melarikan diri dari penjara Singapura tahun lalu, Kastari dijadwalkan akan mendapat kunjungan dari pihak keluarga pada pukul 16.00 waktu setempat. Setengah jam sebelumnya, dua penjaga Gurkha dan sipir yang mengawal Kastari menuju lemari baju agar Kastari menukar pakaian.

Tanpa sepengetahuan penjaga, Kastari menyelipkan baju berwarna kuning dan celana berwarna hijau di balik bajunya. Sebelum dibawa ke blok kunjungan, Kastari masuk ke kamar mandi untuk bercukur dan menyisir rambut. Kemudian dia masuk ke dalam  kloset dan menutup pintu. Petugas berjaga di pintu kloset.

Untuk menipu penjaga, Kastari menggantungkan celana panjangnya ke pintu kloset dan mulai menghidupkan kran air. Pakaian yang ia sembunyikan dipakai dan kemudian kabur melalui jendela kloset melewati pipa air. Dari penyelidikan, Kastari sengaja menggunakan gulungan tisu toilet di balik dinding sebagai bantalan tempat jatuh. Kastari kemudian memanjat atap dan melompat pagar setinggi 2 meter. Kastari hanya membutuhkan waktu 49 detik untuk melarikan diri dari penjara.

Singapura melakukan perburuan besar-besaran untuk menangkap Kastari. Bahkan, Pemerintah Singapura juga terkesan panik. Gara-gara Kastari, sejumlah orang masuk sel dengan tuduhan informasi bohong. Seorang pengangguran yang mabuk, Govindaraju Narayanasamy (66), menelepon polisi sebulan setelah Kastari kabur. Ia menyatakan bahwa Kastari telah tewas bunuh diri. Akibatnya, ia diganjar hukuman 12 minggu karena informasi tersebut ternyata bohong.

Nasib yang sama juga dialami Siew Kow, juga seorang pengangguran. Ia diadili karena mengarang cerita bahwa dia telah menangkap Kastari. (yan/dri/ap/afp)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com