Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jejak Mas Slamet Kastari

Kompas.com - 08/05/2009, 11:52 WIB

23 Januari 1961 : Lahir di Kendal, Jawa Tengah, dan pindah bersama keluarganya ke Singapura. Anak bungsu yang memiliki beberapa saudara itu dibesarkan di sebuah kampung di wilayah Kaki Bukit dan bersekolah di sana.

1980-an : Kastari pindah ke sebuah flat di wilayah Bedok Reservoir lalu menikah dengan Nurlela Sahali. Pasangan ini memiliki lima anak, empat lelaki dan satu perempuan. Saat itu, disebut-sebut ia bekerja sebagai teknisi bus.
 
1990 :
Bergabung dengan Darul Islam, gerakan yang berusaha mewujudkan negara Islam di Indonesia sejak tahun 1950-an. Darul Islam diduga memunculkan beberapa pimpinan dalam jaringan Jemaah Islamiah.

1992 :
Direkrut Jemaah Islamiah (JI) Singapura.

1993 :
Mengikuti pelatihan perang di Afganistan untuk mempelajari sistem pemerintahan Taliban.
 
1999 :
Pimpinan operasi JI, Hambali, memilihnya untuk mengambil alih kepemimpinan operasi JI di Singapura.

Desember 2001 : Melarikan diri dari Singapura setelah pemerintah memburu 13 anggota JI atas tuduhan aksi terorisme. Ia pergi ke Medan lalu ke Bali melalui Malaysia dan Thailand. Perburuan itu terkait usaha penyerangan stasiun MRT Yishun dan kapal perang AS di Singapura.

Sebagai balasannya, Kastari diduga merencanakan penyerangan terhadap pesawat-pesawat milik Amerika Serikat, Inggris, dan Singapura yang berada di Bandara Changi.

April 2002 : Pihak berwajib Singapura menyebut nama Mas Slamet Kastari saat Perdana Menteri Goh Chok Tong mengungkapkan keterlibatan JI dalam usaha penyerangan Bandara Changi. Kastari saat itu berada dalam pelarian bersama keluarganya, bergerak di sekitar Sumatera, Riau, dan Kundur.

Februari 2003 :
Dia ditangkap oleh polisi Indonesia di Tanjung Pinang, Bintan, setibanya dengan sang istri dan anak-anaknya dari Riau. Pejabat Departemen Dalam Negeri Singapura terbang ke Bintan untuk memeriksa Kastari.

Februari 2003-Agustus 2004:
Dia divonis 18 bulan karena dakwaan melanggar UU imigrasi dan mempunyai dokumen palsu saat memasuki Indonesia. Dia berusaha kabur dari penjara tetapi kakinya patah, membuatnya pincang seumur hidup.

Agustus 2004-Agustus 2005 :
Menjalani 16 bulan hukuman penjara di Pasuruan, Jawa Timur, karena pelanggaran sama. Dia kemudian dibebaskan lebih dini karena mendapat remisi.

Januari 2006 :
Dia ditangkap di Malang, Jawa Timur, juga karena memalsukan identitas.

Februari 2006 :
Dia dideportasi ke Singapura, tempat dia ditahan berdasarkan Undang-Undang Keamanan Dalam Negeri (ISA).

27 Februari 2008 :
Mas Slamet kabur dari Pusat Penahanan Whitley Road. Ribuan tentara, anggota Gurkha dan polisi dikerahkan untuk menangkapnya.

April 2008 : Hasil penyelidikan membuktikan Kastari kabur karena lemahnya penjagaan. Termasuk karena jendela penjara tidak digerendel, sipir lengah dan kamera CCTV tidak berfungsi. Ada desakan untuk memberi sanksi bagi pejabat pemerintah yang bertanggung jawab atas kaburnya Kastari.

Mei 2008 :
Sembilan pejabat dan sipir, termasuk komandan penjara diberi sanksi, mulai pemecatan hingga mutasi.

8 Mei 2008 :
Pemerintah Malaysia mengungkapkan penangkapan Kastari dari tempat persembunyiannya di Johor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com