Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turis Asing Harus Hati-hati di Phuket

Kompas.com - 24/12/2012, 09:02 WIB
L Sastra Wijaya

Penulis

CANBERRA, KOMPAS.com - Pemerintah Australia dan pemerintah Inggris telah mengeluarkan peringatan kepada para turis yang mengunjungi kawasan wisata Thailand, Phuket untuk berhati-hati dengan banyaknya penipuan.

Duta Besar Australia untuk Thailand, James Wise, dan Duta Besar Inggris untuk Thailand Mark Kent bekerjasama dengan Kementerian Pariwisata Thailand sudah mengeluarkan kampanye mengenai para kelompok kriminal setempat yang kadang bekerjasama dengan polisi, guna memeras turis asing di Phuket dan Pattaya.

Menurut laporan kantor berita Australia AAP, hari Senin (24/12/2012), setiap bulannya diperkirakan 25 ribu warga Australia mengunjungi Phuket dengan musim liburan Natal dan Tahun baru merupakan masa puncak. Bentuk penipuan utama melibatkan penyewaan taksi dan jet ski di Phuket dan Pattaya.

Kepada AAP, James Wise mengatakan para turis harus berhati-hati ketika menyewa jet ski atau sepeda motor. "Hati-hati bila dicuri atau rusak. Turis asing biasanya ditahan polisi sampai proses ganti rugi diselesaikan,- kadang sampai ribuan dollar- antar pihak yang bersengketa." kata Wise.

Juga diperingatkan untuk berhati-hati di "pasar yang sibuk, tempat wisata, terminal bus dan stasiun kereta dan festival. "Lebih baik menghindari kampung yang terpencil, jalan kecil, lorong yang gelap, khususnya di malam hari." tambah Wise lagi.

Konsul Australia di Phuket Larry Cunnigham mengatakan, meningkatnya angka kriminal di sana sudah membuat banyak warga asing yang sebelumnya menetap di sana untuk meninggalkan pulau tersebut. Cunningham mengatakan, para pelancong belia sering menjadi target kelompok kriminal dan kadang diperas oleh polisi.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia L. Sastra Wijaya, dalam sebuah insiden, seorang turis muda Australia terlibat kecelakaan kecil ketika mengendarai motor sewaan. Oleh polisi, turis tadi diberitahu korbannya cedera serius dan harus membayar ganti rugi puluhan juta rupiah. Setelah penyelidikan oleh konsul, korban warga Thailand ini hanya mengalami luka kecil.

Para diplomat juga memperingatkan agar para turis tidak menyerahkan paspor mereka ketika hendak menyewa mobil atau motor. "Bila ada masalah, sering kali sulit atau hampir tidak mungkin paspornya dikembalikan sampai masalah ganti rugi diselesaikan." kata Wise.

Lutzi Matzig, direktur perusahaan tur Asian Trials mengatakan, masalah lain di Phuket adalah harga sewa taksi yang "gila-gilaan". "Mafia taksi setempat menetapkan harga sewa taksi 500 bath (sekitar 160 ribu rupiah), padahal harga sebenarnya tidak lebih dari 20 atau 50 bath (6 sampai 16 ribu rupiah). Mafia taksi ini merajalela di Phuket." kata Matzig.

Para turis asing juga diperingatkan untuk tidak menghadiri pesta bulan penuh karena polisi dan kriminal mencari korban saat itu. "Ada warga Australia yang ditahan, dipukuli, diperkosa, mengalami cedera karena pesta bulan penuh ini, kadang karena mereka terlalu mabuk, mengkonsumsi narkoba atau minuman mereka dicampur obat penenang." kata Wise.

Di tahun 2011, Departemen Luar Negeri Australia mencatat adanya 69 warga Australia yang meninggal di Thailand, dan 50 orang di antaranya tewas di Phuket.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com