Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cermin Kedalaman Belas Kasih

Kompas.com - 29/09/2012, 07:39 WIB
Oleh Pascal S Bin Saju

Si pedagang sayur, Chen Shu Jiu, mampu mengubah kehidupan banyak orang di negaranya, Taiwan. Dia telah mendonasikan 231.800 dollar AS atau setara Rp 2,9 miliar dari lapak sayurnya untuk kegiatan amal bagi warga tidak mampu. Itu sungguh mencerminkan nilai luhur kemanusiaan, yakni solidaritas dan kedalaman belas kasih.

Skala permasalahan sosial di Asia kini menuntut program besar, kompleks, dan bantuan jangka panjang yang berkesinambungan serta sentuhan teknologi canggih. Namun, kita juga disadarkan oleh banyak kenyataan bahwa seseorang yang bersahaja bisa mengubah dunia melalui aksi nyata, empati, dan kemurahan hati, seperti ditunjukkan Chen.

Wanita lajang berusia 61 tahun ini termasuk salah satu di antara enam orang hebat Asia yang menerima Ramon Magsaysay Award 2012. Penghargaan tersebut diserahkan di Manila, akhir Agustus 2012.

Dia dinyatakan berhak menerima penghargaan itu karena ”altruisme murni lewat pemberian pribadi yang merefleksikan kedalaman, konsistensi, belas kasih, dan telah mengubah kehidupan sejumlah orang Taiwan yang dibantunya”.

Dari penghasilan harian sebagai pedagang sayur, Chen, perempuan yang hanya lulusan sekolah dasar ini, bisa membangun perpustakaan serta memberi nafkah dan tempat tinggal bagi anak-anak telantar ataupun keluarga pengungsi akibat bencana.

”Uang menjadi bernilai hanya jika digunakan untuk mereka yang memerlukan,” kata Chen.

Akrab dengan derita

Terlahir sebagai anak pedagang sayur yang miskin di kota Taitung, Taiwan tenggara, Chen secara pribadi akrab dengan penderitaan orang- orang miskin. Becermin pada kehidupan pribadinya serta orang-orang lain yang mengalami kehidupan serupa, hati Chen tergerak menyisihkan sebagian penghasilan untuk membantu sesama.

Baginya, pengalaman adalah guru yang berharga dalam kehidupan. Ketika Chen berumur 13 tahun, ibunya menderita sakit keras. Ketika itu, sang ayah berusaha meminta bantuan uang dari tetangga agar bisa membawa sang ibu ke rumah sakit. Namun, uang yang terkumpul belum cukup, nyawa ibunda tercinta tidak bisa diselamatkan.

Sebagai putri tertua, Chen terpaksa berhenti sekolah demi membantu ayahnya menjaga lapak sayur kecil keluarganya di sebuah pasar di kotanya. Lima tahun kemudian, salah satu saudaranya terkena penyakit kronis yang menguras seluruh sisa tabungan keluarga. Sekolah tempat dia pernah belajar mengumpulkan uang untuk membantu keluarga Chen.

Bantuan dari sekolah itu tidak cukup untuk menyelamatkan hidup saudaranya tersebut, tetapi kenangan tentang kebaikan orang-orang yang telah merogoh kocek untuk dia begitu membekas dalam sanubari. Dia merasakan kemiskinan dan putus asa, tetapi mengalami kebaikan dan kebenaran yang nyata. Sesuatu yang kemudian membimbing sisa hidupnya kini.

Masih menjual sayur

Dewasa ini, dua dekade setelah ayahnya meninggal, Chen masih terus menjual sayur dari sebuah lapak di pasar induk di Taitung. Apa yang mengejutkan dari sosok perempuan ini adalah dari penghasilan hariannya sebagai pedagang sayur, dia secara pribadi telah menyumbangkan lebih dari 7 juta dollar Taiwan atau Rp 2,9 miliar untuk amal.

Chen terlibat dalam berbagai kegiatan amal, terutama terkait perawatan kesehatan dan pendidikan anak. Penerima kemurahan hatinya termasuk sebuah biara Buddha, dengan mendanai sekolah di biara itu. Dia memberikan dana bantuan darurat bagi pelajar agar bisa meneruskan sekolah jika ayah mereka sakit atau tidak bisa bekerja.

Selain itu, Chen juga membantu sebuah organisasi nirlaba Kristen yang berkecimpung dalam menyelamatkan anak-anak telantar serta menyediakan makanan, tempat tinggal, pakaian, perawatan kesehatan, dan pendidikan bagi mereka. Dia membangun perpustakaan lengkap bagi sekolah dasar tempat dia dahulu belajar. Kepedulian dia lintas sekat sosial.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com