Batam, Kompas -
Anggota keluarga korban, Sofyan Hamid (24), mengatakan, korban adalah kakaknya, Jony alias M Sin (35), Osnan (37), Hamid, Diden, dan Mahno. Kecuali Mahno, semua korban tinggal di kawasan Bengkong Pertiwi, Batam. Sementara Mahno berasal dari Madura yang sudah lama menetap di Ipoh, Perak, Malaysia.
”Kami dapat kabar dari istri Mahno Jumat (7/9) sore. Tetapi, waktu itu belum pasti apa benar ditembak,” ujar Sofyan, Rabu, di Batam.
Minggu sore, mereka mendapat kepastian Mahno bersama Jony, Osnan, dan Hamid tewas karena ditembak polisi. Adapun kabar penembakan Diden diterima Senin malam. Hingga Rabu, jenazah mereka masih berada di Hospital Raja Permaisuri Bainoon, Ipoh.
Juru Bicara Kemlu Michael Tene mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan dari kepolisian Malaysia mengenai penembakan terhadap empat WNI. Awalnya, mereka naik mobil lalu lalang di sebuah perumahan di Ipoh.
Saat polisi hendak memeriksa, mereka kabur. Sempat terjadi baku tembak sebelum keempatnya tewas. Polisi menemukan barang-barang korban perampokan yang terjadi sebelumnya di perumahan tersebut. ”Polisi mencurigai mereka hendak merampok lagi,” kata Tene.
Saat ini, pihak Kemlu RI tengah mengidentifikasi tiga dari empat jenazah tersebut. Tidak ada satu pun tanda pengenal yang mereka bawa. Adapun salah satu jenazah telah diantar ke rumah keluarganya.
Istri Jony, Devi Trista (28), mengatakan, mereka juga sudah mendapat foto para korban. Bersama keluarga Osnan, Sofyan dan Devi berusaha mencari keterangan nasib keluarganya ke KBRI Kuala Lumpur. Namun, tidak satu pun nomor telepon KBRI Kuala Lumpur yang bisa dihubungi.
”Ada nada sambung, tetapi tidak pernah diangkat. Sekali diangkat, tetapi langsung dimatikan,” ujar Fitra Susanti (27), istri Osnan. Devi dan Santi berharap pemerintah membantu pemulangan jenazah suami mereka.
Berdasarkan catatan Kompas, penembakan lima orang itu merupakan yang ketiga dalam tujuh bulan terakhir.