Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Obama Tak Disukai Sebagian Orang karena Warna Kulit?

Kompas.com - 10/09/2012, 09:35 WIB
Simon Saragih

Penulis

WASHINGTON, KOMPAS.com — Ada pertanyaan, apakah unsur ras membuat penolakan terhadap Presiden Barack Obama meningkat lagi? Ini merupakan topik yang marak di Amerika Serikat (AS) selama kampanye menjelang pemilu presiden AS pada 4 November 2012.

Isu ras ini menabur benih kemarahan sekaligus rasa frustrasi di antara kubu konservatif, yang dicap rasialis, karena menentang kebijakan Obama. Kaum liberal melihat tidak ada penjelasan lain di balik ketidaksukaan terhadap Obama, kecuali karena faktor ras.

Ketidaksukaan terkait warna kulit ini sulit dibuktikan. Namun, isu ini juga tidak bisa ditepis total dari benak warga Amerika keturunan Afrika berdasarkan pengalaman hidup mereka. Isu warna kulit ini tampak menghilang saat Obama menjadi presiden pada tahun 2008, ketika dia sebagai orang kulit hitam pertama menjadi Presiden AS, walau dia merupakan putra dari seorang ibu berkulit putih, Stanley Ann Dunham.

Namun, isu ini kembali mencuat. "Kita ada di persimpangan. Namun, saya tidak tahu ke mana kita akan mengarah," kata Susan Glisson, Direktur Rekonsiliasi Ras di University of Mississippi, sebagaimana dikutip kantor berita Associated Press (AP), Senin (10/9/2012). "Saya sangat yakin bahwa ada pihak yang menolak Obama hanya karena warna kulitnya, karena mereka khawatir kulit hitam melekat dalam budaya," katanya.

Kesimpulan Glisson didasarkan pada sesuatu yang disebut "bias implisit", sebuah prasangka yang tidak disadari. Penelitian memperlihatkan tertanamnya pandangan negatif sekian lama, di mana kulit hitam dianggap berbahaya, bodoh, dan pemalas. Banyak warga yang anti-hitam tanpa mereka sadari. Bias yang tidak disadari ini berlaku tidak saja bagi warga kulit putih, tetapi bagi semua kelompok warga AS.

"Sejarah kita telah menciptakan bias ini," kata Gail Christopher, Wakil Presiden Strategi Program di WK Kellogg Foundation, yang membiayai penelitian terkait rasialisme ini. "Sekarang kita memerlukan tempat yang aman untuk berdiskusi dan menyadarkan warga soal bias ini sehingga kita tidak menyalahkan ras dan mempermalukan ras."

Kerangka yang aman untuk diskusi itu bukan di dunia politik. "Setiap kali mereka mengatakan, 'Kita ingin negara kita kembali', saya langsung tahu apa tujuan kalimat itu," kata Susan Bankston, seorang perempuan kulit putih yang merupakan anggota delegasi pada Konvensi Partai Demokrat dari Richmond, Texas.

Kolumnis James Taranto di harian konservatif Wall Street Journal menuliskan, "Setiap komentar dari kubu Partai Republik bisa diartikan sebagai, 'Kami tidak suka kulit hitam'."

Pembawa acara di MSNBC, Chris Matthews, secara emosional menuduh Mitt Romney, calon presiden dari Republik, memperlihatkan bias dengan iklan dan lelucon yang intinya mengatakan Obama bukan seorang warga AS.

Aktor Alec Baldwin menuliskan di akun Twitter, "Jika Obama seorang kulit putih, dia akan meraih 17 poin lebih tinggi."

Mantan Presiden Bill Clinton berbicara di Konvensi Partai Demokrat. "Meski saya sering tidak bersepakat dengan Partai Republik, saya jelas tidak pernah membenci mereka, sebagaimana partai itu tampak membenci Presiden kita."

Syl Johnson (76), seorang kulit hitam dan pemusik, menyadari fakta tak terlihat ini. Dia yakin warna kulit masih menjadi persoalan. Namun, dia menegaskan, tidak semua kulit putih berpikiran demikian, "Jika demikian, Obama tidak akan pernah menjadi presiden."

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com