Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dideportasi, TKI Melahirkan di Jalan

Kompas.com - 15/09/2011, 04:48 WIB

LUBUK BASUNG, KOMPAS.com — Satu keluarga tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Mukomuko, Provinsi Bengkulu, terdampar di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, karena tidak mempunyai uang untuk pulang ke kampung halaman setelah dideportasi Kepolisian Kerajaan Malaysia.

"Kami terdampar di Lubuk Basung Kabupaten Agam setelah menumpang bus antarkota antarprovinsi (AKAP) jurusan Parawang, Provinsi Riau, menuju Lubuk Basung," kata warga setempat, Gusrianto (39), di Lubuk Basung, Rabu (14/9/2011).

Gusrianto mengakui bahwa saat menaiki bus AKAP, dia dan keluarganya tidak mempunyai uang sehingga terpaksa menaiki bus dengan jurusan Perawang menuju Lubuk Basung. Hal itu dialami setelah dia dideportasi Kepolisian Kerajaan Malaysia dengan alasan tidak mempunyai surat-surat sah.

Surat-surat seperti paspor dan visa dipegang oleh pimpinan perusahaan tempatnya bekerja yang bergerak di bidang mebel atau perabot rumah tangga.

"Penangkapan saya beserta 38 WNI ini merupakan rekayasa pimpinan perusahaan sehingga Kepolisian Kerajaan Malaysia melakukan razia ke Sungai Buluh Selangor," kata TKI yang berada di Malaysia semenjak 2001.

Penangkapan ini diindikasikan karena pemilik perusahaan tidak mau membayar gaji 38 TKI dengan total Rp 3 miliar. Semenjak empat bulan terakhir, pembayaran gaji yang dia terima sudah tidak lancar.

Akibat tidak mempunyai dokumen yang sah, ia pun ditahan selama satu bulan tiga hari di dalam sel beserta istri yang pada saat itu sedang hamil tua dan 38 TKI lainnya. Setelah itu, mereka dipulangkan ke Indonesia melalui Kampung Pulau Perawang mengunakan kapal barang yang dikawal oleh kepolisian Malaysia.

"Saat deportasi ke Indonesia, kami dikirim berpencar-pencar dan saat ini saya tidak mengetahui nasib teman-teman yang lain," tambahnya, dikerumuni jemaah Masjid Nurul Falah, Lubuk Basung.

Dengan kondisi Kampung Pulau yang tidak mempunyai penghuni, Gusrianto terpaksa berjalan kaki sekitar 85 kilometer dengan waktu tempuh empat hari. Dalam perjalanan, Jumat (26/8/2011), istrinya melahirkan anak laki-laki dalam keadaan sehat tanpa bantuan tenaga medis.

"Alhamdulillah. Anak saya akan diberi nama Parlan Ramadhan (18 hari) dengan arti perjalanan suci dalam keadaan sehat. Semua pakaian anak saya ini merupakan bantuan dari mantan TKI yang berada tidak jauh di Kampung Pulau," tambah Gusrianto seraya meneteskan air mata.

Dengan kejadian yang dialami ini, Gusrianto berharap Pemerintah Indonesia memberikan bantuan kepada TKI yang bermasalah di luar negeri karena masih banyak yang mendapatkan hukuman dari Kerajaan Malaysia.

Pada saat itu, jemaah Masjid Nurul Falah di Lubuk Basung berhasil mengumpulkan uang Rp 600.000 untuk ongkos TKI ini pulang ke kampung halamannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com