Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Strauss-Kahn: Saya Punya Kekebalan Diplomatik

Kompas.com - 17/06/2011, 11:16 WIB

NEW YORK, KOMPAS.com — Mantan direktur pelaksana Dana Moneter Internasional atau IMF Dominique Strauss-Kahn mengklaim memiliki kekebalan diplomatik ketika akan ditangkap. Hal itu terungkap dalam berita acara pemeriksaan yang dirilis di New York, Kamis (16/6/2011).

Dalam dokumen itu tercatat Strauss-Kahn mengatakan kepada Otoritas Bandara, "Saya memiliki kekebalan diplomatik." Namun, empat jam kemudian, kepada polisi New York dan skuad Manhattan Special Victims, mantan orang nomor satu di IMF itu mengatakan, "Saya tidak akan menggunakannya (kekebalan diplomatik. Saya hanya ingin tahu apakah saya memerlukan pengacara."

Pada sidang pertamanya, 6 Juni lalu, Strauss-Kahn menyatakan tidak bersalah atas tujuh dakwaan terkait laporan serangan seksual oleh seorang pelayan kamar Hotel Sofitel New York. IMF sendiri menyatakan Strauss-Kahn berhak menggunakan kekebalan diplomatik apabila kejahatan yang dituduhkan terkait keuangan.

Strauss-Kahn ditahan di pesawat Air France di Bandara Internasional New York. Dia berkali-kali menanyakan alasan penahanannya.

Saat didekati petugas Otoritas Bandara, hal pertama yang dikatakannya adalah "Anda membawa ponsel saya?"

Dalam dokumen itu terungkap dia beberapa kali menelepon hotel, mencari ponsel yang disangkanya tertinggal.

Pengacara Strauss-Kahn, Ben Brafman, menolak berkomentar detail kasus ini. "Pembelaan kami hanya akan dilakukan di ruang sidang," katanya sesaat setelah persidangan 6 Juni lalu.

Berkas pemeriksaan itu dilengkapi hasil pemeriksaan medis terhadap korban, seperti tes DNA dan forensik, foto-foto, serta rekaman elektronik, juga kronologi kejadian itu. Sidang kedua Strauss-Kahn dijadwalkan pada 18 Juli.

Hingga kini polisi dan kejaksaan belum mengungkap identitas korban. Menurut pengacaranya, Ken Thompson, korban akan muncul di persidangan. "Dia akan menghadiri persidangan untuk bersaksi dan mengungkap perlakukan Strauss-Kahn padanya," kata Thompson.

Thompson menolak mendiskusikan kemungkinan negosiasi "penyelesaian" dengan pihak terdakwa. Fokusnya saat ini adalah menjaga nama baik kliennya.

Korban hanya disebut sebagai ibu tunggal berusia 32 tahun dan berimigrasi ke Amerika Serikat dari Guinea, Afrika Barat.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com