Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Belajar dari Hikayat Osama

Kompas.com - 04/05/2011, 04:16 WIB

Mohamad Guntur Romli

Akhirnya Osama bin Laden tewas di tangan pihak yang pernah menjadi mitra atau disebut-sebut ikut melahirkannya: militer Amerika Serikat. Akhir hidup yang tragis seperti dialami Saddam Hussein. Kedua tokoh itu pernah menjadi sekutu AS, tetapi setelah pecah kongsi berbalik menjadi musuh nomor wahid.

Bagi korban kekerasan aksi teror yang pernah dilancarkan oleh jaringan Tanzim Al Qaeda, organisasi teror bentukan Osama bin Laden, kematian Osama pantas disyukuri dan dianggap sebagai balasan yang setimpal dengan kekerasan yang pernah ia lakukan. Bagi yang mendukung Osama bin Laden, kematian ini kian mengobarkan dendam dan diprakirakan akan ada serangan balas dendam.

Kematian Osama bin Laden dianggap mampu memukul telak jaringan terorisme global. Meskipun bukan pukulan yang mematikan, paling tidak itu cukup ampuh melemahkan kekuatan lawan. Namun, tak sedikit yang meragukan anggapan ini. Abu Haniyah, analis jaringan terorisme yang dikutip Al Jazeera pada 2 Mei lalu, berpendapat, tewasnya Osama tak berpengaruh banyak terhadap jaringan Al Qaeda.

Menurut Abu Haniyah, aksi terorisme yang meledak di beberapa kawasan dunia sebelum ini belum tentu melalui kendali langsung Osama. Meskipun ada keterkaitan ideologis, dari sisi operasional aksi teror itu merupakan operasi yang bisa dianggap mandiri dan terpisah dari Al Qaeda pusat.

Selain itu, tokoh nomor dua dalam Al Qaeda setelah Osama, Ayman Al Zawahiri, tak berhasil dicokok. Maka, kematian Osama bukanlah akhir terorisme.

Terorisme yang hanya dikaitkan dengan Osama dan Al Qaeda merupakan pendapat yang sudah usang dan dipaksakan. Kalau kita amati, aksi-aksi teror yang hingga saat ini terjadi di Indonesia tidak lagi dilakukan oleh individu dan jaringan yang memiliki keterkaitan langsung dengan organisasi Al Qaeda. Mereka berasal dari generasi baru terorisme yang terpengaruh ideologi Al Qaeda.

Maka, pertanyaan penting ke depan bukan lagi apakah kematian Osama ini berpengaruh terhadap jaringan terorisme global, melainkan bagaimana memutus mata rantai kekerasan dan terorisme yang sudah berkembang biak sangat cepat. Menurut hemat saya, dengan atau tanpa Osama, terorisme akan terus mengancam.

”Anak haram” kekuasaan

Osama bin Laden adalah sosok yang pernah menjadi mitra intelijen AS dalam perang melawan Uni Soviet pada 1979-1989, yang dikenal sebagai Operation Cyclone. Soviet sebagai negara komunis yang antiagama dan Tuhan serta menduduki Afganistan menjadi musuh bersama aliansi intelijen dan militer Amerika, Pakistan, dan Arab Saudi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com