Upaya itu dilakukan untuk membatasi kerusakan yang terjadi akibat kemarahan para pemuda pendukung salah satu kandidat, Muhammadu Buhari. Mereka tak menerima hasil penghitungan suara pemilu presiden.
Hasil penghitungan suara pemilihan umum presiden putaran pertama memperlihatkan kemenangan presiden petahana Goodluck Jonathan. Kemenangan itu dia dapat dari penghitungan hasil suara di 35 dari total 36 negara bagian di Nigeria.
Sejumlah pengamat menilai, pemilu kali ini adalah yang paling adil yang pernah digelar di Nigeria dalam beberapa dekade terakhir.
Kemenangan Jonathan dinilai mampu meredakan kekhawatiran terjadinya kekacauan yang berdampak pada ekspor sumber daya minyak dan gas alam mentah dari negeri produsen sumber daya energi terbesar di Afrika itu.
Kekhawatiran itu didasari perpecahan yang lama terjadi di negeri ini. Jonathan, yang beragama Kristen, didukung warga Kristen yang terkonsentrasi di selatan Delta Niger, kawasan yang kaya minyak. Adapun Buhari, mantan petinggi militer beragama Islam, memiliki basis massa pendukung di utara Nigeria, yang mayoritas Muslim.
Hasil pemilu presiden kali ini memperkuat pandangan itu. Unjuk rasa yang diwarnai kekerasan terjadi di kota-kota di kawasan utara, tempat konsentrasi pendukung Buhari.
Pengunjuk rasa membarikade jalan dan membakar ban. Di kota Zaria, mereka membakar sebuah gereja. Kantor penyelenggara pemilu di Kaduna juga dibakar oleh pendukung Buhari.
Aparat keamanan dan militer dikerahkan dengan persenjataan lengkap dan kendaraan lapis baja. Mereka juga membawa cemeti untuk memecah kerumunan orang yang bergerombol di jalan-jalan.