Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Mantan Presiden Madagaskar Kembali

Kompas.com - 19/10/2010, 17:22 WIB

ANTANANARIVO, KOMPAS.com — Dua mantan Presiden Madagaskar, termasuk Marc Ravalomanana yang ditumbangkan pada 2009, segera akan kembali ke negara bergolak di Samudera Hindia itu dari pengasingan.     Juru bicara Ravalomanana, Fetison Rakoto Andrianirina, mengatakan, di Antananarivo, Senin (18/10/2010), Ravalomanana dan mantan Presiden Didier Ratsiraka akan kembali ke tanah air mereka untuk menandai era baru rekonsiliasi nasional. Rekonsiliasi nasional itu merupakan upaya mencari solusi prahara politik yang melanda negara itu sejak akhir 2008.     "Kami sedang melangkah menuju rekonsiliasi nasional dan saling memaafkan di antara rakyat Madagaskar. Bukti rekonsiliasi itu tampak dari kembalinya dua mantan presiden dari pengasingan dalam waktu dekat," kata Andrianirana kepada wartawan.     Ia juga mengungkapkan bahwa bahwa dua mantan presiden itu akan kembali ke Madagaskar pada hari yang sama.     Para pengamat menggambarkan, kembalinya Ratsiraka sangat penting karena pemimpin pemerintahan sementara, Perdana Menteri Camille Vital, telah mengatakan bahwa ia tidak menentang hal itu.     Ramisandrazana Rakotoson dari kamp Ratsiraka pada Senin menegaskan bahwa Ratsiraka akan kembali ke Madagaskar dalam 15 hari. "Satu-satunya yang menghambat dia kembali ke tanah air adalah karena pertimbangan kesehatan saudara sulung dia yang sedang menjalani pengobatan di Perancis. Bila kakaknya itu sudah pulih, ia akan segera kembali ke Madagaskar," katanya.     Ratsiraka saat ini hidup di pengasingan di Perancis sejak dikalahkan Ravalomanana pada 2002.     Belakangan, ia dipaksa pergi ke pengasingan di Afrika Selatan pada Maret 2009 setelah saingan utamanya, Andry Rajoelina, mengambil alih kekuasaan.     Kamp mantan tiga presiden, termasuk juga Albert Zafy, telah membentuk blok oposisi melawan rezim Rajoelina.     Keempat politisi itu telah mencapai kesepakatan di Maputo dan Addis Ababa secara berturut-turut tahun lalu, tetapi perbedaan mengenai pembagian kekuasaan dalam masa transisi masih mengganjal mereka sehingga tertundanya pemilihan presiden untuk mengakhiri krisis tersebut.     Sementara itu, Rajoelina menolak permintaan Ravalomanan untuk kembali.      Madagaskar dijatuhi sanksi oleh Uni Afrika beberapa bulan silam untuk menekankan pemulihan demokrasi dan terlaksananya konstitusi.     Pengambilalihan kekuasaan oleh Rajoelina secara luas dianggap sebagai kudeta militer sehingga masyarakat internasional menangguhkan bantuan kepada negara tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com