Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Abu Sayyaf Bebaskan Tiga WNI dan Satu Warga Norwegia

Kompas.com - 18/09/2016, 17:34 WIB

MANILA, KOMPAS.com - Tiga orang anak buah kapal warga negara Indonesia dan seorang warga Norwegia diserahkan pada utusan pemerintah Filipina setelah dibebaskan oleh kelompok militan Abu Sayyaf, Minggu (18/9/2016).

Warga Norwegia, Kjartan Sekkingstad, dan tiga ABK Indonesia, diserahkan kepada utusan pemerintah Filipina di kota Indanan, Pulau Jojo, seperti dilaporkan Agence France-Presse (AFP).

Penyerahan berlangsung di kamp kelompok pemberontak lain, yang dipimpin Nur Misuari dengan pengawalan yang ketat.

Pemerintah Filipina menyebutkan kelompok Nur Misuari ini membantu dalam proses pembebasan.

Sekkingstad diculik dari kawasan turis yang kelolanya pada September 2015, bersama dengan dua orang Kanada yang kemudian dipenggal.

Tiga warga Indonesia yang dibebaskan itu adalah Lorens Koten, Teodurus Kufung dan Emmanuel, seperti diberitakan media Filipina, Philstar

Ketiganya diiculik pada 9 Juli lalu di perairan Lahad Datu, Sabah, Malaysia dan dibawa ke Sulu dan dijadikan sandera kelompok Abu Sayyaf.

Kelompok Abu Sayyaf membebaskan Sekkingstad pada Sabtu (17/9/2016).

Dia diserahkan kepada Misuari yang terlibat dalam pembicaraan damai dengan pemerintah dan menginap semalam di sana.

Dengan kawalan sejumlah personil dari kepolisian Jolo, Dureza, Misuari, dan para sandera yang bebaskan serta pejabat lokal bertemu dalam bangunan yang dijaga oleh ratusan pejuang Misuari dari Front Nasional Pembebasan Moro, sebelum menuju kamp militer, seperti dilaporkan AFP.

Militer Filipina mengatakan setelah pemeriksaan medis, Sekkingstad akan diterbangkan ke Davao untuk diterima Presiden Rodrigo Duterte.

Sementara tiga ABk Indonesia, akan diserahkan ke otoritas Indonesia.

Tebusan

John Ridsdel dan Robert Hall, dua warga Kanada yang disandera bersama Sekkingstad, dipenggal setelah permintaan tembusan sebesar 300 juta peso atau Rp 82,6 milliar tidak dipenuhi.

Reuters Mohamad Sofyan (tengah), salah satu ABK Indonesia yang melarikan diri dari Abu Sayyaf.
Juru bicara Duterte, Martin Andanar mengatakan di Manila di mana "pemerintah menerapkan kebijakan tidak membayar tebusan".

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com