Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Produktivitas Tenaga Kerja Jadi Tantangan Pasar Bebas ASEAN

Kompas.com - 18/11/2013, 15:51 WIB
Josephus Primus

Penulis

KOMPAS.com - Pasar Bebas ASEAN yang bakal terwujud pada 2015 menantang tenaga kerja untuk makin mengedepankan produktivitas. Catatan terkumpul dari laman Bangkok Postpada Minggu (17/11/2013), menunjukkan, sampai dengan akhir 2012, Thailand rata-rata per bulan mengeluarkan upah per orang di angka 283.54 dollar AS. Sementara, Indonesia rata-rata membayar 161,3 dollar AS. Produktivitas menurut pandangan Direktur Utama PT Tempo Scan Pacifik Tbk Handojo S Muljadi mestinya sepadan dengan tuntuan kenaikan upah buruh sebagaimana yang terjadi baru-baru ini di Indonesia. "Jika tidak sepadan, hal itu, akan mengikis pendapatan perusahaan," katanya.

Maka dari itulah, demi menjaga persaingan baik dengan perusahaan dalam maupun luar negeri, harapan besar ada di pundak pemerintah. "Harapannya, pemerintah dapat mengeluarkan peraturan jelas soal upah minimum untuk mendukung kompetisi industri," tuturnya.

Kemudian, agar produsen lokal mampu bersaing terus, pemerintah pun mesti melakukan pembenahan kebijakan pendukung industri farmasi dalam negeri. Salah satunya adalah penyederhanaan aturan bagi industri farmasi dan prosedur registrasi produk yang efisien. "Terutama, minimnya ketersediaan bahan baku di dalam negeri karena hampir semuanya masih impor,"ujarnya.

Nutrisi

Shutterstock Ilustrasi sumber zat gizi
Sementara itu, dalam catatan Handojo, pihaknya berencana menggarap pasar nutrisi di dalam negeri. Pasar itu termasuk makanan bergizi dasar susu untuk orang dewasa dan anak-anak. Rencana itu seiring dengan belanja modal perseroan tahun ini sebesar 60 juta dollar AS. "Dana sebesar itu untuk menambah kapasitas pabrik," tuturnya.

Lebih lanjut, pihaknya bakal tetap fokus pada sembilan merek inti seperti bodrex, hemaviton, neo rheumacyl, oskadon, bodrexin, vidoran, zevit, contrexyn, dan neo hormoviton. Lalu, obat resep tetap dikelola unit pemasaran khusus Tempo Rx Farma.

Di Indonesia, ujar Handojo, ada sekitar 208 perusahaan farmasi. Data Indonesia Total Market Analysis (ITMA) pada kuartal II-2013 menyebutkan, ada empat perusahaan farmasi terbesar di Indonesia berdasarkan dosis unit, yaitu Tempo Scan, Kalbe Farma, Kimia Farma, dan GlaxoSmithKline (GSK) produsen farmasi asal Inggris. “Berdasarkan data tersebut pasar farmasi di Indonesia masih didominasi oleh perusahaan lokal dengan penguasaan pasar sebesar 70 persen sedangkan PMA hanya 30 persen,” demikian Handojo S Muljadi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com