Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Myanmar Larang Pembentukan Organisasi Anti-Muslim

Kompas.com - 11/09/2013, 17:12 WIB
YANGOON, KOMPAS.com — Sebuah badan bentukan pemerintah Myanmar yang mengawasi para biarawan Buddha, akan memeriksa sebuah gerakan pimpinan biksu yang diduga memicu minoritas Muslim.

Dalam sebuah perintah tertanggal 2 September 2013, Komite Negara Sangha Maha Nayaka—komite yang bertanggung jawab atas para biarawan Buddha— melarang pembentukan organisasi formal yang didasarkan pada gerakan 969.

Gerakan 969 ini adalah sebuah gerakan yang dimotori seorang biarawan Buddha radikal yang menentang keberadaan warga Muslim di Myanmar.

"Mereka (anggota organisasi) tidak mendapatkan izin untuk mendirikan sebuah organisasi," kata Wakil Ketua Komite untuk wilayah Yangon, Ashin Baddanda Guna Linkara.

Komite, lanjut Ashin, tidak melarang ideologi gerakan 969 yang meminta umat Buddha mempertahankan keyakinannya dari ancaman Islam.

Namun, pemimpin gerakan ini sudah melangkah terlalu jauh dalam menanamkan ideologinya kepada masyarakat.

"Dia ingin mengusulkan undang-undang, termasuk yang melarang perempuan Buddha menikahi pria yang tidak beragama Buddha," lanjut Ashin.

Angka 969, yang melambangkan sifat-sifat Buddha, kini menjadi simbol sebuah gerakan yang bertujuan untuk mengisolasi warga Muslim yang berjumlah lima persen dari 60 juta orang.

Biksu yang memimpin gerakan ini mendesak warga Buddha untuk memboikot bisnis milik warga Muslim. Pesan ini disebar lewat CD dan DVD yang dijual bebas di berbagai lapak kaki lima.

Bahkan stiker yang berisi logo gerakan ini ditempel di berbagai tempat bisnis milik warga Buddha di Myanmar.

Wirathu, pemimpin gerakan 969, mengatakan, dia menolak keputusan Komite Sangha Maha Nayaka yang melarang legalisasi organisasi yang dipimpinnya itu.

"Semua prosedur dan aturan Sangha Nayaka dibuat oleh rezim militer," kata Wirathu, merujuk komite yang didirikan di masa rezim militer.

Komite itu dibentuk pada 1980 sebagai cara mengendalikan para biksu, yang sangat berpengaruh di kalangan warga Myanmar yang sebagian besar beragama Buddha.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Reuters
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com