Bagi Xi Jinping, menunjukkan panggilan akrab secara terbuka menunjukkan memperlihatkan kedekatannya dengan Putin dan memungkinkan dia meningkatkan reputasi sebagai negarawan terkemuka.
Ini sejalan dengan ambisi Xi Jinping untuk membuat China memainkan peran lebih besar di panggung global.
China berkembang menjadi negara perekonomian terbesar kedua di dunia sejak Partai Komunis China memulai reformasi ekonomi pada 1980-an.
Kuatnya sektor teknologi dan kemampuan manufaktur yang maju sekarang sangat kontras dengan ekonomi Rusia yang sebagian besar bergantung pada energi.
Pada 2022, perekonomian Rusia kira-kira sepuluh kali lebih kecil dari China, menurut perkiraan PDB dari Bank Dunia.
Kurangnya aliansi militer formal atau kerangka ideologis inti menyebabkan beberapa analis menyebut hubungan China dan Rusia hanya transaksional.
Ketegangan pada ekonomi Rusia dan status paria internasional Putin--yang pekan lalu ditambah oleh surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional untuk kejahatan perang--membuat hubungan semakin timpang saat perang tak kunjung usao.
"Putin ingin hubungan yang seimbang dengan China, seperti halnya saudara kembar, tapi bukan begitu jadinya," kata analis Timothy Ash kepada AFP.
Baca juga: Xi Jinping Akan Temui Putin di Rusia, Ukraina Cemas
"Rusia tidak punya pilihan lain (selain beralih ke China)," lanjutnya menerangkan tentang hubungan Rusia dan China.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.