Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Berakhirnya Perang Dingin dan Hubungan Baik Mikhail Gorbachev-Ronald Reagan

Kompas.com - 01/09/2022, 23:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Salah satu penyebab berakhirnya Perang Dingin adalah hubungan baik pemimpin Uni Soviet kala itu Mikhail Gorbachev dengan Presiden Amerika Serikat Ronald Reagan.

Gorbachev bahkan sempat mengunjungi Washington dan berjabat tangan dengan Reagan diiringi sorak-sorai serta tepuk tangan pada 1990.

Adapun berakhirnya Perang Dingin ditandai dengan runtuhnya Uni Soviet pada tanggal 25 Desember 1991.

Baca juga: Sejarah Perang Dingin AS-Rusia, Adu Gagasan Liberal dan Komunis

Ronald Reagan merupakan satu dari sembilan Presiden AS semasa Perang Dingin (1947-1991). Perang Dingin berakhir ketika AS dipimpin George HW Bush. Reagan menjabat presiden periode 1981-1989.

Dikutip dari Nixon Foundation, ketika Ronald Reagan menjadi presiden pada 1981, Leonid Brezhnev masih menjadi pemimpin Uni Soviet.

Selama empat tahun berikutnya, Brezhnev dan dua penerusnya yaitu Yuri Andropov dan Konstantin Chernenko meninggal saat menjabat.

Sampai akhirnya Mikhail Gorbachev naik jabatan pada 11 Maret 1985, dan Ronald Reagan membangun hubungan baik dengan pemimpin Soviet itu.

KTT pertama Ronald Reagan dengan Gorbachev adalah pada November 1985, yang kedua di Reykjavik tahun 1986, dan mereka hampir mencapai kesepakatan menghilangkan persenjataan nuklir masing-masing negara pada tahun 2000.

Kesepakatan tersebut kolaps karena Gorbachev tidak menyetujuinya jika Reagan enggan membatasi penelitian tentang Inisiatif Pertahanan Strategis di laboratorium.

Pada 1987, Reagan dan Gorbachev menandatangani Treaty on Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) untuk menghilangkan semua rudal balistik nuklir jarak menengah dan pendek, dengan verifikasi.

Baca juga: Kebijaksanaan Mendiang Mikhael Gorbachev dan Cairnya Perang Dingin

Riwayat hubungan baik Mikhail Gorbachev dengan Ronald Reagan

Presiden AS Ronald Reagan (kiri) dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev berjabat tangan saat pertemuan puncak di Reykjavík, Islandia, Oktober 1986britannica.com Presiden AS Ronald Reagan (kiri) dan pemimpin Soviet Mikhail Gorbachev berjabat tangan saat pertemuan puncak di Reykjavík, Islandia, Oktober 1986
Reagan dan Gorbachev mendobrak ketegangan puluhan tahun antara AS dan Uni Soviet untuk membentuk salah satu hubungan paling tidak mungkin di abad ke-20.

Pada awalnya, Gorbachev yang merupakan anggota Partai Komunis hampir berbeda haluan dengan Reagan. Keduanya berasal dari negara yang saling curiga satu sama lain.

Namun, ketika Reagan mulai menjabat pada 1981, salah satu tujuan utamanya--secara diam-diam--adalah untuk meredakan Perang Dingin dan ketegangan nuklir dengan Soviet.

Dia mengajukan tawaran kepada tiga pemimpin Soviet yaitu Leonid Brezhnev, Turi Andropov, dan Konstantin Chernenko, tetapi semuanya mentah dan tidak ada yang bertahan cukup lama untuk menjalin hubungan.

Ketika Mikhail Gorbachev menjadi Sekretaris Jenderal Partai Komunis pada Maret 1985 setelah kematian Chernenko, Gedung Putih merasakan adanya celah potensial, kata Jack Matlock yang kemudian menjadi negosiator utama Reagan dengan Moskwa dan kemudian Duta Besar AS untuk Rusia.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com