Oleh karena khawatir lepasnya kedua pulau itu dapat menyebabkan jatuhnya Nasionalis dan China mengambil alih Taiwan, Presiden Amerika Serikat (AS) saat itu Dwight D Eisenhower memerintahkan militernya mengawal dan memasok Taiwan sebagai sekutu mereka.
AS bahkan sempat mempertimbangkan untuk menggunakan senjata nuklir terhadap China.
China kemudian mengumumkan gencatan senjata karena tidak dapat menguasai pulau-pulau di lepas pantai tersebut atau membombardir kaum Nasionalis.
Meskipun begitu, pasukan Mao Zedong masih menembaki Kinmen sesekali hingga 1979.
Baca juga: Perang Saudara China: Jalannya Pertempuran dan Berdirinya RRC
Konflik yang ketiga terjadi 37 tahun setelah Krisis Selat Taiwan Kedua.
Dalam puluhan tahun berikutnya sejak Krisis Selat Taiwan Kedua, baik China maupun Taiwan berubah secara signifikan.
Setelah kematian Mao Zedong, China tetap dikendalikan oleh Partai Komunis tetapi memulai periode reformasi dan keterbukaan terhadap dunia.
Taiwan, sementara itu, mulai melupakan tahun-tahun otoriter Chiang Kai-shek dan berkembang menjadi demokrasi progresif. Banyak orang menganut identitas khas Taiwan, bukan China.
Krisis Selat Taiwan Ketiga terjadi pada 1995 ketika China melakukan uji coba rudal di perairan sekitar Taiwan, untuk memprotes kunjungan Presiden Taiwan Lee Teng-hui ke universitas almamaternya di Amerika Serikat.
China sangat membenci Lee Teng-hui karena dia sering mendeklarasikan Taiwan sebagai negara merdeka.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.