Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Selat Taiwan, 3 Konflik sejak Akhir Perang Saudara China

Kompas.com - 04/08/2022, 17:28 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Dalam puluhan tahun berikutnya sejak Krisis Selat Taiwan Kedua, baik China maupun Taiwan berubah secara signifikan.

Setelah kematian Mao Zedong, China tetap dikendalikan oleh Partai Komunis tetapi memulai periode reformasi dan keterbukaan terhadap dunia.

Taiwan, sementara itu, mulai melupakan tahun-tahun otoriter Chiang Kai-shek dan berkembang menjadi demokrasi progresif. Banyak orang menganut identitas khas Taiwan, bukan China.

Krisis Selat Taiwan Ketiga terjadi pada 1995 ketika China melakukan uji coba rudal di perairan sekitar Taiwan, untuk memprotes kunjungan Presiden Taiwan Lee Teng-hui ke universitas almamaternya di Amerika Serikat.

China sangat membenci Lee Teng-hui karena dia sering mendeklarasikan Taiwan sebagai negara merdeka.

Uji coba rudal lebih lanjut dilakukan setahun kemudian saat Taiwan mengadakan pemilihan presiden langsung pertamanya.

Namun, uji coba rudal itu justru menjadi senjata makan tuan bagi China. AS mengirim dua kelompok kapal induk untuk mendorong China mundur, dan Lee Teng-hui memenangi pemilu dengan selisih yang besar.

Setahun kemudian, Newt Gingrich menjadi Ketua DPR AS pertama yang mengunjungi Taiwan. Nancy Pelosi mengikuti langkahnya 25 tahun kemudian.

Baca juga: Akhir dari Perang Saudara China dan Sejarah Berdirinya Taiwan

Dunia pun berharap Krisis Selat Taiwan tidak kembali pecah akibat kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi ke Taipei.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com