KOMPAS.com - Orang Jepang terbiasa dengan kebiasaan tidur di lantai. Di atas tikar tatami tipis, mereka bisa menghabiskan malam dan bermimpi indah.
Lalu, sebenarnya dari mana asal tradisi yang berbeda dari budaya Barat yang umumnya tidur di kasur?
Dilansir laman Japan Junky, bukti bahwa masyarakat Jepang tidur di lantai berasal dari abad ke-10 ketika tikar rami diletakkan di atas lantai yang keras untuk tujuan tidur.
Selama periode Nara, orang-orang kaya mulai menambah tikar rami mereka dengan bantal bertekstur.
Baca juga: 8 Budaya Jepang Paling Terkenal di Dunia
Pada abad pertengahan mulai ada pengenalan selimut yang ditempatkan di atas tubuh saat tidur di tikar rami demi mempertahankan kehangatan.
Meskipun material telah berkembang pesat sejak zaman ini, sejarah membentuk kebudayaan yang bisa dilihat di Jepang hingga saat ini.
Umumnya, permukaan tempat tidur orang Jepang disebut tatami, yang terbuat dari jerami padi.
Tekstur tatami mirip seperti matras yoga yang sangat tipis. Beberapa rumah memiliki tikar tatami portabel yang dilipat pada siang hari, yang lain telah memasang lantai tatami permanen di kamar tidur.
Rumah-rumah tua mungkin seluruhnya terdiri dari lantai tatami karena ini adalah gaya tradisional.
Baca juga: Tak Pernah Lihat Manggis, Sahabat Jerome Polin dari Jepang: Serius Enak Banget
Banyak orang Jepang memilih untuk meletakkan futon (semacam kasur ringan yang dapat dilipat) di atas tatami.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.