Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Profil Ferdinand Marcos Jr, Anak Diktator yang Jadi Presiden Terpilih Filipina

Kompas.com - 10/05/2022, 16:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

Dia membela pemerintahan ayahnya dengan mengutip lonjakan awal pertumbuhan ekonomi dan pengeluaran pemerintah di bawah darurat militer, yang katanya diperlukan untuk menyelamatkan negara dari pemberontakan komunis dan milisi.

Meski ia menggambarkan ayahnya sebagai jenius politik, Ferdinand Marcos Jr menjaga jarak dari tuduhan penjarahan kas negara dan salah urus ekonomi yang kemudian memiskinkan bangsa.

Setelah kematian diktator itu di Hawaii pada 1989, keluarga Marcos kembali ke rumah dan memulai kebangkitan mereka untuk menduduki posisi yang lebih tinggi.

Perubahan haluan keluarga dibantu oleh kekecewaan publik atas jurang pemisah abadi antara kaya dan miskin, dan tuduhan korupsi yang merusak pemerintahan pasca-Marcos.

Baca juga: Trik-trik Kotor Warnai Hari Terakhir Kampanye Pemilu Filipina

Berusaha menghindari terulangnya kampanye 2016 ketika diburu oleh pertanyaan tentang masa lalu keluarganya, Ferdinand Marcos Jr kali ini menolak debat dengan rival dan hanya memberikan sedikit wawancara.

Para lawan juga tidak berhasil membuatnya didiskualifikasi dari pencalonan presiden karena hukuman pajak sebelumnya.

Mereka pun menuduhnya melebih-lebihkan kualifikasi pendidikannya dan keluarganya gagal membayar hampir 4 miliar dollar AS (Rp 58,19 triliun) dalam bentuk pajak tanah.

Sampai baru-baru ini, presiden petahana Rodrigo Duterte menjadi pendukung Ferdinand Marcos Jr. Meskipun partainya mendukung Marcos sebagai presiden, Duterte menyebutnya sebagai pemimpin yang lemah.

Hal ini memicu spekulasi bahwa Duterte, yang menghadapi penyelidikan internasional atas perang narkoba yang mematikan, berusaha mendapatkan jaminan dari Ferdinand Marcos Jr ketika dia keluar dari jabatannya.

Pada minggu terakhir kampanye, ketika Robredo tampaknya mendapatkan momentum, Ferdinand Marcos Jr memperingatkan kecurangan suara tanpa memberikan bukti apa pun.

Baca juga: Pemilu Filipina Ricuh, 3 Sekuriti TPS Tewas Ditembak

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com